Jelang Ramadan, Emiten Pengelola Pusat Perbelanjaan Bisa Lebih Bergairah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham emiten pengelola pusat perbelanjaan atau mal terpantau bergerak volatile dari awal tahun hingga perdagangan Selasa (7/3). Momentum Ramadan dan Idul Fitri 2023 diharapkan dapat membuat emiten mal lebih bergairah.

Mengutip RTI Selasa (7/3), saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 2,17% secara ytd ke Rp 940, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang melompat 1,27% secara ytd menjadi Rp 80. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) secara year to date (ytd) naik 1,06% atau ke Rp 950 dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) secara ytd naik 0,44% atau ke Rp 458.

Sementara yang mengalami pelemahan yaitu PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) turun 5,84% secara ytd menjadi Rp 145. PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) melemah 4,33% secara ytd ke Rp 1.990. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun secara ytd 4,13% ke posisi harga Rp 580 dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) turun secara ytd ke 1,25% menjadi Rp 158.


Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan sejak awal tahun 2023, saham emiten mal cenderung bergerak sideways. Pada awal tahun, sektor yang menjadi favorit pelaku pasar seperti perbankan dan komoditas.

Baca Juga: Menilik Faktor Pendorong Positifnya Kinerja Indeks Sharia Growth

"Seluruh emiten yang bergerak di pengelola pusat perbelanjaan atau mal memiliki pendapatan dari pusat perbelanjaan secara tidak langsung mendapatkan sentimen positif karena biasanya pusat perbelanjaan akan ramai menjelang Ramadan," kata Jono kepada Kontan.co.id, Selasa, (7/3).

Jono mengatakanm emiten yang paling mendapatkan  keuntungan paling besar yaitu, SMRA dan PWON. Kontribusi dari segmen pusat perbelanjaan yang besar dfpada dua emiten ini akan berdampak positif untuk pergerakan sahamnya.

Namun, Jono memperkirakan dampaknya tidak akan terlalu signifikan dibandingkan emiten ritel seperti MAPI dan RALS karena pendapatan emiten pusat perbelanjaan berasal dari kenaikan jumlah tenant (occupancy rate) dan kenaikan harga sewa dari tenant. 

"Berbeda dengan emiten seperti MAPI dan RALS yang langsung menjual produknya ke masyarakat," kata Jono.

Menurut Jono emiten pengelola pusat perbelanjaan atau mal akan lebih baik karena mengikuti kenaikan daya beli masyarakat dan tidak adanya kebijakan PPKM, akan lebih menarik tenant untuk menyewa lahan di pusat perbelanjaan.

"Prospek ke depannya akan terus bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya daya beli masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: Harga Masih Tinggi, Emiten CPO Kejar Kenaikan Produksi

Perlu diingat, masih ada sentimen negatif seperti ancaman resesi yang dapat membatasi daya beli masyarakat dan ekspansi para pelaku usaha. Jono merekomendasi beli untuk saham SMRA dengan target Rp 850 per saham dan PWON dengan target Rp 600 per saham.

Senada, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai terdapat potensi peningkatan permintaan menjelang Ramadan dan Idul Fitri sehingga dapat dioptimalkan oleh beberapa emiten untuk meningkatkan pendapatan.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Januari 2023 berada di 123 dibanding rata-rata IKK pra-pandemi yakni 124,5. "Hal ini menunjukkan pemulihan konsumsi masyarakat ke level pra-pandemi dan berpotensi menjaga permintaan atau konsumsi masyarakat karena pemulihan ekonomi pasca Covid-19," kata Rio.

Selain itu, Indeks PMI Manufaktur Indonesia naik ke 51.3 per Januari 2023. Level tersebut relatif di atas level ekspansif yakni 50. Di sisi lain, Pertumbuhan penjualan ritel menunjukkan perlambatan sebesar 0,7% year on year (yoy) di Desember 2022 dari 1.3% (yoy) di November 2022. Sementara Inflasi Indonesia yang diperkirakan turun ke kisaran 1% hingga 3% secara tahunan di tahun 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati