KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produk konsumer, PT Siantar Top Tbk (
STPP) menyatakan pihaknya tidak menyiapkan strategi maupun meluncurkan produk khusus pada masa Ramadhan dan Lebaran mendatang. Direktur STTP Armin menjelaskan, jelang Ramadhan dan Lebaran, pihaknya berharap waktu libur bersama tidak terlalu panjang agar distribusi yang dilakukan perusahaan dapat terus berjalan. "Di industri kami, yang terpenting adalah tidak banyak waktu libur sehingga kami terus bisa distribusi dan lakukan stok ke pasar dan depot lainnya. Pada masa Ramadhan tahun lalu, karena pandemi dan libur dipotong, distribusi terus berjalan dan berimbas pada penjualan yang naik," tutur Armin saat dihubungi oleh Kontan.co.id, Rabu (23/3).
Dia menggambarkan, pada momen Ramadhan dan Lebaran tersebut, permintaan diperkirakan meningkat 9% hingga 10%. Sehingga distribusi tetap harus dilakukan secara maksimal. Saat ini, pemerintah belum merencanakan waktu libur bersama untuk Lebaran tahun ini, karena itu, Siantar Top tidak bisa memberikan proyeksi lebih lanjut.
Baca Juga: Harga Gandum Melonjak, Ini Kata Siantar Top (STTP) Namun demikian, jika libur Lebaran kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 yakni selama 10 hari, maka permintaan produk STTP akan sama seperti di masa Lebaran sebelum pandemi. Lebih lanjut Armin bilang, mengenai peluncuran produk baru, Siantar Top masih melihat kondisi yang tepat. Saat ini, STTP menilai kondisi masih belum kondusif untuk mengeluarkan produk baru. "Kami tentu memiliki produk baru, namun belum bisa diungkapkan. Kami sangat hati-hati melihat kondisi saat ini, mulai dari pertimbangan daya beli masyarakat hingga kasus Covid-19 saat ini. Kali ini pertimbangannya lebih banyak, sehingga lebib sulit meluncurkan produk baru," jelas dia. Tahun ini STTP siapkan capex senilai Rp 350 miliar yang digunakan untuk pengadaan dan pemeliharaan mesin. Perusahaan berencana menaikkan kapasitas produksi, sehingga memerlukan mesin tambahan. Hingga kuartal III-2021, Siantar Top tercatat membukukan peningkatan penjualan bersih sebesar 8,06%, dari Rp 2,81 triliun di kuartal III-2020 menjadi Rp 3,04 triliun.
Dari sisi
bottom line, laba bersih Siantar Top turun 9,60% menjadi Rp 433 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut Armin, penurunan laba tersebut disebabkan oleh beberapa hambatan yang dialami, seperti kenaikan harga bahan baku material pembuatan produk, bahan baku kemasan produk dan juga kelangkaan kontainer dan kapal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari