JAKARTA. Harga CPO menorehkan kenaikan tajam pada minggu terakhir bulan Mei. Harga terdorong oleh optimisme kenaikan permintaan menjelang bulan suci Ramadhan. Mengutip
Bloomberg, Selasa (26/5) pukul 17.40, kontrak CPO pengiriman Agustus 2015 di Malaysia Derivative Exchange (MDE) naik 2,2% dibandingkan hari sebelumnya menjadi RM 2.186 per metrik ton. Harga sempat menyentuh level RM 2.192 per metrik ton. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 5 Mei 2015. Dalam sepekan, harga CPO naik 1,3%. Mengutip data Intertek, ekspor Malaysia periode 1-25 Mei 2015 naik 53% menjadi 1,38 juta metrik ton.
“Pasar sekarang mungkin yakin bahwa permintaan benar-benar ada. Ini adalah musim di mana Muslim membeli minyak goreng untuk persediaan memasuki bulan puasa,” kata Hiro Chai,
Associate Director CIMB Futures di Kuala Lumpur. Untuk mengingatkan, bulan puasa dimulai pada pertengahan Juni tahun ini dan meningkatkan konsumsi produk turunan CPO seperti minyak goreng dan kebutuhan lainnya. Selain diuntungkan oleh bulan puasa, kenaikan CPO turut ditopang oleh pelemahan ringgit. Kondisi ini membuat CPO cukup menarik bagi pembeli. Minyak sawit yang dimurnikan untuk pengiriman September naik sebanyak 3,5% menuju 5.090 yuan per metrik ton di Dalian Commodity Exchange. Ini merupakan kenaikan terbesar untuk kontrak teraktif sejak Juli 10. Sementara harga minyak kedelai naik 2,1% menuju 5.788 yuan per metrik ton. Ariana Nur Akbar,
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, kenaikan CPO disebabkan karena pelaku pasar menilai harga sudah terlalu murah dan pergerakan harga CPO sudah mulai naik. Oleh karena itu, pelaku pasar memanfaatkan momentum ini untuk ambil posisi. Sebab, secara historis, harga CPO jelang bulan Ramadhan menunjukkan kenaikan. Namun, meski naik, Ariana menduga kenaikan harga CPO ini hanya bersifat sementara. Pelaku pasar masih mencermati harga CPO, minyak jagung, dan minyak kedelai hingga sepekan ini.
“Jika harga CPO tinggi, pelaku pasar beralih ke minyak jagung dan minyak kedelai sebagai barang substitusi. Namun, tren belakangan ini menunjukkan harga minyak kedelai relatif naik,” terang Ariana. Untuk jangka panjang, Ariana menilai harga CPO masih rawan tekanan. Sebab, pengguna CPO terbesar yakni India dan China mulai menunjukkan penurunan permintaan. Terlebih, kondisi ekonomi China yang masih terperangkap dalam resesi turut menggerus permintaan CPO. Ariana menebak harga CPO terbentang di level RM 2.160-RM 2.200 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie