Jelang rapat dewan gubernur bulan ini, BOJ makin memelototi perkembangan ekonomi



KONTAN.CO.ID - CHANTILLY. Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa bank sentral Jepang akan meneliti perkembangan ekonomi sampai menit-menit akhir untuk menentukan kebijakan fiskal pada bulan ini. Termasuk untuk memutuskan apakah akan meningkatkan stimulus untuk mendorong ekonomi.

Ketika perang dagang AS dan China membayangi pandangan global, semakin banyak pelaku pasar mengharapkan langkah BOJ untuk melonggarkan kebijakan moneter pada pertemuan dewan gubernur pada 29Juli-30 Juli nanti.

Baca Juga: Toyota dan BYD China mengembangkan baterai kendaraan listrik


Setelah menghadiri pertemuan kepala G7, Kuroda mengatakan dia merasa kelompok negara-negara ekonomi elit ini sekarang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan tertahan.

"Secara pribadi, saya tidak berpikir kita bisa mengharapkan kenaikan pertumbuhan global akan tertunda secara signifikan, atau bahwa ini akan menjadi masalah besar ke depan," kata Kuroda seperti dikutip Reuters.

"Adapun apa yang akan terjadi pada pertemuan BOJ berikutnya, kami akan membahas kebijakan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, pergerakan harga, dan sektor keuangan hingga menit terakhir," katanya kepada wartawan.

Baca Juga: Efek perang dagang terasa, China berjibaku membendung eksodus manufaktur

Selain memperdebatkan keputusan moneter, BOJ akan mengeluarkan proyeksi ekonomi dan inflasi triwulanan baru yang berfungsi sebagai dasar untuk keputusan kebijakan masa depan.

"Kali ini kami akan menerbitkan laporan triwulanan, jadi pemikiran di baliknya akan menjadi salah satu faktor bagi BOJ untuk memutuskan kebijakan pada bulan ini," kata Kuroda.

Baca Juga: Pasangan Ini Menempuh Perjalanan dari Eropa ke Australia Tanpa Pesawat Terbang

Banyak pejabat BOJ makin waspada terkait program stimulus yang sudah masif karena pencetakan uang dalam jumlah besar selama bertahun-tahun telah mendorong biaya pinjaman menjadi 0%. Sehingga makin menekan margin bank komersial dan membuat bank sentral semakin kehabisan senjata untuk melawan potensi resesi berikutnya.

Editor: Tendi Mahadi