KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) terkait suku bunga acuan pada Selasa (23/8). Sebagai kilas balik, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50% pada RDG Juli 2022. Setelah BI menahan suku bunga acuan bulan lalu, lantas apa ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga bank sentral pada RDG bulan ini? Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana, menilai, saat ini pasar terbagi menjadi dua kubu besar yang besarnya sama, yakni kubu yang menginginkan suku bunga dinaikkan dan kubu yang tidak menginginkan kenaikan suku bunga.
Kubu pasar yang pro suku bunga dinaikkan berpandangan agar peningkatan inflasi dapat diredam. Sedangkan kubu yang kontra suku bunga dinaikkan berpandangan agar ekosistem bisnis dan kredit masih lancar.
Baca Juga: Begini Proyeksi Pergerakan IHSG di Pekan RDG Bank Indonesia Jika kenaikan suku bunga terjadi, bisa dibilang akan menjadi katalis negatif bagi pasar, karena akan memunculkan potensi terjadinya
outflow di pasar saham. “Karena mayoritas investor melirik deposito sebagai instrumen investasi aman di saat kenaikan suku bunga terjadi,” terang Raditya kepada Kontan.co.id, Minggu (21/8). Menurut Raditya, BI seharusnya sudah memulai untuk menaikkan suku bunganya. Jika dibandingkan secara global, inflasi Indonesia memang masih terkontrol. Namun yang perlu diperhatikan, apabila harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite jadi naik ke level Rp 10.000 per liter, inflasi tahunan Indonesia akan meningkat signifikan. Ada dua skenario proyeksi IHSG pekan depan. Skenario utama, secara teknikal IHSG masih berada pada triangle pattern-nya. Apabila tidak berhasil
breakout level 7.230, Raditya memproyeksikan IHSG berada pada
ending wave D dan akan membentuk
wave E. Didukung juga dengan MACD yang berpotensi
deathcross. “Artinya, IHSG akan mengalami pelemahan ke level 6.600 baru kembali membuat
new high,” kata dia. Skenario alternatifnya, jika IHSG berhasil
breakout level 7.230 (
resistance trendline), maka berpotensi menguji level 7.357.
Baca Juga: Jelang RDG BI, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (22/8) Dus, Raditya memberi dua alternatif bagi investor dalam menghadapi kebijakan suku bunga BI pekan depan. Apabila suku bunga naik, Raditya menyarankan investor untuk mengoleksi saham perbankan karena
demand deposito yang mengalami peningkatan. Namun, apabila suku bunga tetap, saham-saham sektor properti masih sangat menarik untuk dikoleksi. “Sebaiknya investor selalu disiplin dalam
risk dan
money management, bertujuan untuk meminimalkan risiko di tengah ketidakpastian yang terjadi,” tutup Raditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi