Jelang Rilis Data Inflasi AS, Rupiah Diprediksi Menguat pada Jumat (12/1)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup menguat jelang data inflasi AS. Di pasar spot, rupiah ditutup pada level Rp 15.549 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,13%.  Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,06% ke Rp 15.558 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan terapresiasinya rupiah sejalan dengan perubahan stance dari salah satu pejabat the Fed.  Presiden the Fed New York, John Williams, menyatakan bahwa level suku bunga saat ini sudah cukup untuk mendorong tingkat inflasi ke level 2%.

"Perubahan tersebut memberikan sinyal bahwa semakin banyak pejabat the Fed yang mengubah stance-nya menjadi cenderung dovish," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1).


Untuk besok, Josua menilai pergerakan rupiah akan bergantung pada hasil inflasi AS. Ia memperkirakan rupiah cenderung akan mengalami penguatan pada perdagangan esok hari.

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,13% ke Rp 15.549 Per Dolar AS Pada Kamis (11/1)

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong turut berpandangan, penurunan inflasi diharapkan akan membuka jalan bagi the Fed menurunkan suku bunga yang tinggi. Hal ini akan meredakan tekanan pada BI yang selama ini mencoba mengimbangi langkah the Fed.

"Penurunan suku bunga akan membawa perekonominan lebih baik, memicu sentimen risk on yang mana akan menguntungkan aset serta mata uang berisiko, begitu pula sebaliknya," jelasnya.

Selain data inflasi, investor juga menantikan data ekonomi dari China yaitu data perdagangan dan inflasi besok pagi. Ia pun memperkirakan rupiah berpotensi menguat apabila hasil rilis data perdagangan China yang diperkirakan membaik, sesuai atau lebih baik dari perkiraan.

Lukman memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 15.450 - Rp 15.600 per dolar AS. Sementara Josua memperkirakan rupiah di kisaran Rp 15.500 - Rp 15.600 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi