Jelang tapering, reksadana saham berdenominasi dolar AS dinilai makin menarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham offshore berdenominasi dollar AS berpotensi tetap tumbuh tinggi di tengah The Fed yang akan segera  menerapkan kebijakan moneter ketat. 

Direktur Bareksa Prioritas Ricky Rachmatulloh mengatakan  The Fed sudah memberikan sinyal akan melakukan tapering off atau pengetatan kebijakan moneter di November mendatang. Namun, kebijakan tersebut korelasinya minim terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate) yang lebih awal. 

Alhasil, dengan masih akan rendahnya suku bunga AS, Ricky memproyeksikan reksadana saham syariah offshore akan menarik untuk dimiliki. 


Selain itu, pergeseran gaya hidup ke arah new economy membuat sektor teknologi yang juga banyak menjadi aset dari reksadana saham syariah offshore berpotensi berkinerja lebih stabil dibanding sektor siklikal. 

Baca Juga: Prospek reksadana denominasi dolar AS jelang kebijakan pengetatan moneter The Fed

"Gaya hidup baru pasca pandemi mengarah ke sektor new economy yang banyak diisi sektor teknologi dan kinerjanya berpotensi lebih tahan ketika tapering diberlakukan," kata Ricky, Rabu (6/10) dalam keterangan tertulis. 

Berdasarkan daftar reksadana di Bareksa, posisi 10 besar reksadana dollar AS imbalan tertinggi dalam setahun terakhir hingga akhir Agustus, posisi terartas ditempati reksadana saham dengan portofolio saham sektor teknologi. 

Reksa dana Manulife Greater Indonesia Fund yang dikelola PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berhasil mencetak imbalan tertinggi yakni 63,39 persen, dengan porsi saham teknologi & informasi 15,5%. Portofolio investasi reksadana ini menurut fund fact sheet Juli 2021, di antaranya saham ARTO, BBCA, BMRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, MLPL, TLKM dan TBIG.

Kemudian, reksa dana Schroder Global Sharia Equity Fund milik PT Schroder Investment Management Indonesia yang berhasil mencetak imbalan 21,63%, juga menggenggam saham teknologi. Yakni saham Adobe Inc, Alphabet Inc, American Tower REIT Corp, ASML Holding, Estee Lauder Inc, Intuit Inc, Link REIT, Nestle SA, Relx Plc, dan Salesforce.com Inc. 

Selanjutnya: Daya tarik investasi reksadana di tengah pemulihan ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi