KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertenaga untuk melesat jelang libur Natal dan tahun baru. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat IHSG berpotensi untuk menembus level 6.300 hingga perdagangan terakhir 2020 atau lebih tinggi dari penutupan perdagangan tahun lalu di 6.299,54. Menurut Wawan, pendorong pergerakan IHSG masih seputar euforia terkait vaksin Covid-19. “Pelaku pasar sangat berharap bahwa vaksinasi berhasil dan ekonomi segera pulih tahun depan, jadi minatnya masih
buy,” kata Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id.
Sentimen lain yang memberikan tenaga terhadap pergerakan IHSG adalah prediksi tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik. Data terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada bulan November 2020 sebesar 0,28% mom. Selain itu, data penjualan mobil yang berhasil tumbuh juga memberikan angin segar untuk IHSG. Secara total, penjualan mobil pada November mencapai 53.844 unit atau meningkat 8,9% dibanding bulan Oktober 2020 sebesar 49.018 unit. Sedangkan total
wholesales Januari-November 2020 sebesar 474.910 unit, atau masih turun 49,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 945.245 unit.
Baca Juga: Saham barang konsumsi menghuni losers indeks LQ45 dan KOMPAS100, simak prospeknya Dengan demikian, Wawan bilang pada pekan ini IHSG akan bergerak menguat dengan rentang 6.100 hingga 6.300. “Pergerakannya sampai hari ini masih cukup besar, pelaku pasar berusaha untuk IHSG mencapai support baru di 6.200 pada pekan ini,” tambahnya. Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG berhasil menguat 1% menuju level 6.165,63. Wawan bilang, IHSG sudah melonjak cukup signifikan dalam dua bulan terakhir yakni sekitar 30% atau menjadi kenaikan IHSG tertinggi sepanjang sejarah. Makanya, kata wawan menjadi hal wajar apabila terjadi koreksi cukup dalam pada Januari 2021 mendatang karena aksi ambil untung. “Tahun depan akan ada gelombang koreksi
profit taking. Asumsi sampai akhir tahun di 6.300, apabila tercapai, prediksi IHSG pada tahun depan bisa mencapai level 6.800 sampai 7.000,” ungkapnya. Wawan merekomendasikan pelaku pasar untuk melakukan
trading dengan fokus pada saham-saham big caps dengan fundamental yang bagus. Ia menjagokan saham-saham dari sektor pertambangan nikel seiring dengan prospek perkembangan mobil listrik dan saham dari sektor telekomunikasi. Selain itu, ia juga menyarankan investor untuk melakukan diversifikasi dan berhati-hati, pasalnya sejumlah saham saat ini sudah terbilang berada di harga yang wajar. “Sekarang IHSG di level 6.000 valuasi sudah tidak murah lagi, jadi yang dilihat investor harusnya adalah proyeksi pendapatannya tahun depan kira-kira seperti apa,” paparnya.
Sementara itu, Analis Pilarmas Invesntindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai pergerakan pasar menjelang libur panjang akan lebih terbatas. Terlebih jika mengacu pada beberapa pekan ke belakang kenaikan IHSG dinilai cukup signifikan, sehingga
upside untuk akhir tahun ini juga lebih terbatas. “Saat ini sentimen juga cukup minim, selama tidak ada tekanan dari geopolitik eksternal dan pertumbuhan dari kasus Covid-19 masih terkendali, diharapkan fluktuasi pada pasar juga lebih rendah,” tutur Okie, Senin (21/12). Okie meramal IHSG akan bergerak terbatas pada kisaran 6.067 - 6.220 untuk pekan ini. Adapun prospek pemulihan ekonomi di tahun depan cukup menyelimuti pergerakan IHSG. Kemudian, kinerja emiten di kuartal IV-2020 juga dinilai dapat menjadi fokus investor selanjutnya guna menunjang strategi investasi pada jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi