Jelang tutup tahun, pengganti Shell di Blok Masela masih belum jelas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses divestasi Shell Upstream Overseas Ltd di Blok Masela sebesar 35% hingga kini masih belum menemukan titik cerah.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pun tak bisa terlibat lebih jauh dalam proses business to business antara Shell dan Inpex Corporation selaku operator Blok Masela.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Rinto Pudyantoro mengungkapkan, pihaknya tetap memastikan agar pelaksanaan proyek mengikuti kontrak atau Production Sharing Contract (PSC) yang telah disepakati. Selain itu, "Berdasarkan PSC, SKK Migas memastikan operasional tetap berjalan sesuai rancangan tahunan yang sudah disepakati," kata Rinto kepada Kontan, Rabu (3/11).


Rinto menambahkan, SKK Migas pun juga senantiasa mengikuti arahan pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dikonfirmasi terpisah, pihak Shell masih belum bisa buka-bukaan soal proses divestasi yang tengah berlangsung. "Kami tidak dapat memberikan komentar seputar aktivitas portfolio tersebut," ujar Corporate Communications Shell Indonesia Edit Wahyuningtyas, Rabu (3/11).

Baca Juga: Begini perkembangan 4 proyek strategis nasional hulu migas

Sebelumnya, SKK Migas mengharapkan kenaikan harga minyak yang terjadi beberapa waktu terakhir dapat mendorong kesepakatan untuk proses divestasi Shell di Masela. Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan pencarian mitra pengganti bagi Shell untuk proyek LNG Abadi Masela masih berlangsung.

Fatar mengungkapkan, proses pencarian mitra terhambat akibat turunnya harga minyak dunia pada masa pandemi covid-19 lalu. Hal ini berimbas pada nilai pengembangan proyek yang dianggap kurang menarik di situasi saat itu. 

Selain itu, terjadi sedikit perubahan seiring rencana net zero emission dimana akan ada tambahan proyek carbon capture, utilization and storage (CCUS). "Mudah-mudahan dengan perbaikan (harga minyak) ini Shell bisa lebih cepat," terang Fatar, akhir Oktober lalu.

Sekedar informasi, Shell tercatat mengampit 35% hak partisipasi di Blok Masela, sementara sisanya 65% oleh Inpex. investasi proyek Abadi Masela saat pembangunan sebesar US$ 19,8 miliar. Proyek ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1.750 MMSCFD (9,5 MTA dan 150 MMSCFD gas pipa). Proyek Abadi Masela ditargetkan dapat berproduksi tahun 2027. 

Selanjutnya: Proses divestasi PI Shell masih belum rampung, target on stream Masela belum berubah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .