Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 748 Orang hingga Rabu (26/7)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan, jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci hingga Rabu (26/7/2023) mencapai 748 orang.

Untuk diketahui, sejak pertama kali jemaah haji masuk asrama pada tanggal 23 Mei 2023, operasional penyelenggaraan ibadah haji memasuki hari ke-66.

"Jemaah yang wafat hingga tanggal 26 Juli 2023 pukul 24.00 WIB sebanyak 748 orang," kata Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat Dodo Murtado dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (27/7/2023).


Baca Juga: 159.212 Jemaah Haji Telah Tiba di Tanah Air

Adapun saat ini, operasional penyelenggaraan haji memasuki fase pemulangan. Hingga Rabu (26/7/2023) pukul 24.00 WIB, jemaah haji yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 159.512 orang.

Mereka tergabung dalam 415 kloter. Sementara itu, jemaah haji dan petugas yang akan pulang ke Indonesia pada Jumat (28/7/2023) besok, berjumlah 6.147 orang. Di sisi lain, ada pula jemaah haji yang dipulangkan melalui Madinah.

"Jemaah haji dan petugas gelombang kedua yang sudah pulang ke Tanah Air dari Bandara AMAA Madinah hingga hari ini berjumlah 57.980 jemaah tergabung dalam 151 kloter," ujar Dodo.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendra Susilo mengatakan, angka kesakitan dan kematian jemaah haji melonjak tajam saat prosesi di Mina dan pasca-Armina.

Tingginya angka kematian tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti tingginya jumlah jemaah haji lansia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tingginya jemaah haji berisiko tinggi (75 persen dari kuota jemaah) dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan terjadinya insiden pemicu.

Salah satu insiden pemicunya adalah keterlambatan jemaah keluar dari Muzdalifah dan kurangnya fasilitas di Mina, baik fasilitas air, makanan, dan tenda.

Baca Juga: BPKH Bentuk Anak Usaha Investasi di Arab Saudi

Di sisi lain, ada permasalahan pada lansia saat di Arab Saudi, yang umumnya disebabkan oleh kendala dalam beradaptasi secara fisik dan mental terhadap perubahan lingkungan di Arab Saudi.

"Hal ini bisa memicu jemaah mudah mengalami disorientasi karena penurunan kemampuan daya ingat dan pikir, mudah mengalami kelelahan karena penurunan kemampuan fisik, mudah mengalami kekambuhan penyakit penyerta, dan mudah terjangkit infeksi karena penurunan daya tahan tubuh," kata Liliek kepada Kompas.com, pekan lalu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bertambah Lagi, Jemaah Haji Wafat di Arab Saudi Mencapai 748 Orang"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto