KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jembo Cable Company Tbk (
JECC) merupakan salah satu produsen kabel listrik dan telekomunikasi di Indonesia. Didirikan pada tahun 1973, perusahaan ini mulai melantai di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1992. Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, JECC memproduksi berbagai jenis kabel yang digunakan di sektor kelistrikan, konstruksi dan telekomunikasi. Pada awal berdirinya, perusahaan ini memproduksi kabel listrik tegangan rendah dengan bahan pengantar tembaga. JECC juga terus menambah variasi produk seperti kabel tegangan rendah pengantar aluminium, kabel tegangan menengah, kabel telepon dan kabel serat optik.
Kabel-kabel yang diproduksi telah mendapatkan sertifikasi dari lembaga-lembaga sertifikasi terkemuka dan juga sertifikasi terkait Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Semakin berkembangnya bisnis perusahaan, JECC telah memproduksi beberapa jenis kabel, mulai dari kabel
medium voltage,
low voltage,
fire resistant cables, fiber optik, telekomunikasi,
lead sheated cables,
metal corrugated armoured cables,
instrumentation cables, airfield lighting cables dan
marine cables. Baca Juga: Penjualan Kabel Jembo Cable Company (JECC) Bakal Semakin Membentang Direktur Jembo Cable Company Antonius Benady mengatakan, perusahaan terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi pada tahun 2024 melalui penggantian mesin baru dan peningkatan teknologi pada mesin yang ada. Selain itu, perusahaan juga mendiversifikasi segmen yang belum tergarap. "Diversifikasi segmen yang semula hanya terfokus pada segmen distributor,
free market dan ekspor, saat ini difokuskan pada beberapa segmen termasuk energi &
power,
oil & gas, pertambangan dan lainnya," kata Antonius kepada Kontan, Rabu (6/11). Diversifikasi segmen penjualan dilakukan bertujuan agar para
sales fokus pada bidang penjualannya masing-masing, sehingga pendapatan perusahaan bisa meningkat. Tak hanya itu, perusahaan juga memperlebar wilayah pemasaran ke sejumlah kota-kota besar di Indonesia melalui jaringan distributor. "Target pendapatan tahun 2024 sekitar Rp 3,4 triliun dengan beberapa strategi seperti peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi segmen dan wilayah pemasaran serta Efisiensi operasional," ujarnya. Perusahaan pun menganggarkan Rp 75 miliar untuk investasi pembelian mesin baru. Dana ini berasal dari fasilitas bank dan internal perusahaan. Di samping itu, Antonius juga melihat di tahun 2024 permintaan kabel menunjukkan tren yang meningkat. Pasalnya, tumbuhnya pembangunan infrastruktur di Indonesia memberikan indikasi kebutuhan kabel. Dirinya juga memprediksi untuk tahun depan permintaan untuk kabel juga semkain meningkat. "Segmen terbesar saat ini berasal dari industri, korporasi dan Perusahaan Listrik Negara (PLN)," tuturnya. Di sisi lain, dirinya menerangkan bahwa persaingan produsen kabel di dalam negeri bukan sebuah ancaman bagi JECC. Sebab, masih banyak segmen penjualan yang masih bisa ditingkatkan. "Kami selalu berpikir positif dalam hal persaingan," ucapnya.
Baca Juga: Jembo Cable Company (JECC) Targetkan Penjualan Tumbuh 24% di Tahun 2024 Dengan berbagai langkah strategis ini, Jembo Cable Company optimistis dapat terus tumbuh dan mendukung kebutuhan infrastruktur Indonesia melalui produk-produk berkualitas tinggi dan inovatif. Berdasarkan laporan keuangannya hingga kuartal III-2024, JECC mencatatkan kinerja menggembirakan baik dari segi laba maupun pendapatan. Melansir laporan keuangannya di keterbukaan informasi, BEI Rabu (30/10), JECC membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 45,3 miliar atau naik 3,66% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 43,7 miliar. Sementara itu, perusahaan juga mencetak penjualan bersih sebesar Rp 2,4 triliun, atau naik 15,85% yoy bila dibandingkan episode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,07 triliun. Antonius menambahkan, JECC telah melakukan aksi korporasi berupa pemecahan nilai saham atau stock split pada Juni 2024 lalu. JECC memecah nilai saham dengan rasio 1:5. Antonius menjelaskan, ada beberapa tujuan dan manfaat dari pemecahan saham ini.
Pertama, memenuhi ketentuan tentang jumlah minimum lembar saham Jembo Cable sehubungan dengan pemenuhan ketentuan
free float.
Kedua, membuat harga saham Jembo Cable menjadi lebih murah.
Ketiga, membuat saham Jembo Cable menjadi lebih likuid.
"Rencana yang telah di lakukan di tahun 2024 ialah melakukan
stock split. Hal ini bertujuan meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan memenuhi ketentuan free float," terangnya.
Pada perdagangan Jumat (8/11) pukul 13.16 WIB, saham JECC melemah 1,64% atau parkir di level Rp 600 per saham. Pada setahun terakhir perdagangan, saham JECC telah melonjak 23,46%. Namun, pada enam bulan perdagangan terakhir saham JECC tergerus 20,42%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari