Jembo membidik proyek jumbo PLN



JAKARTA. Mega proyek setrum 35.000 megawatt (MW) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) benar-benar menggugah selera bisnis PT Jembo Cable Company Tbk. Mereka menargetkan kontribusi penjualan kabel kepada PLN sebesar 40% terhadap total penjualan tahun ini.

Target kontribusi penjualan tersebut lebih besar ketimbang capaian tahun 2016. Tahun lalu penjualan kepada PLN tercatat Rp 566,75 miliar atau setara dengan 27,82% terhadap total penjualan Rp 2,04 triliun.

Asal tahu, PLN menjadi satu dari dua pembeli pihak ketiga yang mencatatkan kontribusi pembelian lebih dari 10% terhadap total penjualan Jembo Cable. Pembeli kabel lain adalah PT Telkom Akses dengan catatan belanja kabel Rp 185,15 miliar.


Jembo Cable tak menyebutkan proyek PLN yang dibidik. Perusahaan itu hanya meyakini bahwa target peningkatan kontribusi bakal terpenuhi karena proyek PLN senantiasa bergulir.

Adapun target pertumbuhan total penjualan Jembo Cable tahun 2017 yakni 20%. Mengacu pada capaian penjualan tahun lalu Rp 2,04 triliun, berarti hitungan target total penjualan tahun ini Rp 2,45 triliun. Sementara hitungan target kontribusi 40% penjualan kabel PLN yakni Rp 980 miliar.

Sejalan dengan target kinerja yang meningkat, Jembo Cable mengerek keterpakaian alias utilitas mesin produksi pabrik. Utilitas pabrik tahun lalu sekitar 80%. "Harapan kami utilisasi produksi kabel listrik bisa 90% tahun ini," ujar Antonius Benady, Sekretaris Perusahaan sekaligus Direktur Keuangan PT Jembo Cable Company Tbk, usai rapat umum pemegang saham (RUPS), Kamis (2/6).

Biar upaya mulus, Jembo Cable mengalokasikan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) Rp 50 miliar. Perusahaan berkode saham JECC di Bursa Efek Indonesia tersebut akan memakai belanja modal untuk membeli mesin baru dan mengganti mesin lama.

Menurut catatan Jembo Cable, kapasitas produksi kabel listrik tegangan rendah mencapai 27.400 ton. Kalau catatan kapasitas produksi kabel listrik tegangan menengah sebesar 12.000 ton.

Sementara situs resmi Jembo Cable menyuguhkan sembilan produk. Tujuh produk lain meliputi kabel tahan api, kabel serat optik, kabel telekomunikasi dan kabel berselubung timbal. Tiga produk lagi yakni kabel minyak dan gas (migas), kabel instrumentasi dan kabel kontrol.

Sebelumnya, manajemen Jembo Cable pernah menyebutkan niat menggarap kabel otomotif. Kalau tak meleset, target realisasinya pada kuartal IV-2017.

 

Kabel telekomunikasi

 

Dalam laporan keuangan kuartal I-2017, Jembo Cable membagi kontribusi penjualan menurut tiga kategori produk. Kabel listrik menyumbang penjualan Rp 462,07 miliar atau 85,54% terhadap total penjualan Rp 540,18 miliar. Kontribusi penjualan sisanya dari kabel telepon Rp 49,89 miliar dan kabel lain-lain Rp 28,21 miliar.

Dari tiga kategori produk itu, penjualan kabel telepon dan kabel lain-lain kompak turun. Masing-masing penurunan penjualannya sebesar 46,13% dan 61,02%.

Antonius mengatakan, penjualan kabel telepon turun karena ada beberapa proyek telekomunikasi yang tertunda realisasinya. "Permintaan masih ada, cuma proyek mungkin belum terealisasi seutuhnya, kami tetap memproduksi kabel jenis ini," terangnya.

Sebagai informasi, tahun lalu Jembo Cable menggelar ekspansi pabrik kabel serat optik. Hanya saja, manajemen perusahaan tak membeberkan detail ekspansi yang telah dilakukan itu.

Yang terang, pasca ekspansi pabrik kabel serat optik tahun lalu, belum ada rencana ekspansi pabrik lain pada tahun ini. Hingga akhir tahun 2017, Jembo Cable hanya akan memanfaatkan pabrik yang ada. Perusahaan tersebut tercatat mengoperasikan pabrik di Jalan Pajajaran, Kelurahan Gandasari, Kota Tangerang, Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia