KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Sejak awal tahun 2020 ini, perlombaan senjata antara negara-negara besar terlihat mulai terjadi. AS, China, dan Rusia masih menjadi peserta utama dalam perlombaan ini. Departemen Pertahanan AS atau Pentagon bahkan telah menjadikan pengembangan senjata nuklir China sebagai perhatian khusus. Penambahan jumlah hulu ledak nuklir China untuk pertama kalinya dibahas secara khusus dalam laporan tahunan Pentagon yang rilis awal bulan September ini.
Berbeda dengan AS yang berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi konflik, Rusia dan China memiliki kebijakan yang berbeda. Baca Juga: Angsa Putih, pembom supersonik Rusia pembawa rudal nuklir yang baru pecahkan rekor Rusia mengizinkan penggunaan senjata nuklir hanya jika terjadi agresi nuklir berskala besar. Sementara China baru akan menggunakan senjata nuklir jika menerima serangan nuklir.