Jenis-jenis awan berdasarkan ketinggiannya serta proses terbentuknya awan di langit



KONTAN.CO.ID -Jakarta.  Pernahkah Anda bertanya bagaimana awan-awan di langit bisa terbentuk? Atau mungkin bertanya mengapa awan bisa melayang di ketinggian yang berbeda-beda? 

Awan memang tampak indah dilihat, terlebih saat langit sedang cerah. Warna putihnya kontras dengan birunya langit sehingga membuat pemandangan menjadi lebih indah. 

Awan merupakan salah satu benda langit yang terbentuk dari ribuan bahkan jutaan butiran air yang mengembun.


Karena terbentuk dari butiran air, awan tersebut cukup ringan sehingga bisa melayang di udara dan bergerak bebas di langit.

Baca Juga: 7 Pekerjaan yang cocok buat kepribadian introvert & tidak perlu bertemu banyak orang

Proses terjadinya awan

Lalu bagaimana proses terbentuknya awan? Ada beberapa proses yang membentuk awan. Yang paling umum adalah penguapan air. 

Melansir dari climatekids.nasa.gov, air yang menguap kemudian berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran tersebut kemudian mengembun saat berada di langit. Proses terbentuknya butiran air menjadi embun disebut kondensasi. 

Partikel yang melayang di udara membantu proses terjadinya kondensasi. Partikel tersebut diantaranya seperti debu, serbuk sari hingga bakteri. Permukaan dari partikel menjadi tempat dimana uap air mengembun. 

Beberapa awan terbentuk dengan bantuan angin. Bersumber dari scied.ucar.edu, Angin bertiup ke arah pegunungan dan terdorong ke atas atmosfer. 

Jenis-jenis awan

Awan memiliki beberapa jenis tergantung dengan ketinggiannya. Jenis-jenis awan tersebut diantaranya.

  • Awan tinggi
Seperti namanya, awan ini terletak paling tinggi diantara awan lainnya. Awan ini berada di ketinggian 5-13 kilometer di atas permukaan laut. Awan jenis ini tidak berhubungan dengan cuaca yang ada di daratan. Awan yang masuk dalam jenis awan tinggi antara lain:

1. Cirrus: Awan ini terbentuk dari kristal es yang membentuk serat panjang di langit. Awan cirrus terlihat seperti bulu ekor kuda yang panjang dan tipis.

2. Cirrocumulus: Berbentuk seperti gumpalan kapas yang menyebar di langit. Awan ini berwarna putih tapi kadang muncul dengan warna keabuan. 

3. Cirrostratus: Awan cirrostratus berbentuk seperti lembaran tipis awan yang menutupi langit. Saking tipisnya, cahaya matahari atau bulan bisa membentuk halo jika melewati awan ini. 

Baca Juga: BUMN Nindya Karya buka lowongan kerja terbaru di banyak posisi, ini syarat daftarna

  • Awan menengah
Awan ini berada di ketinggian 2-7 km dari atas permukaan laut. Awan yang masuk jenis ini adalah:

1.  Altocumulus

Awan ini biasa digunakan untuk menentukan hujan. Altocumulus berwarna putih keabuan dengan warna gelap di salah satu sisinya. Jika awan ini muncul di pagi hari yang hangat, bisa dipastikan sorenya akan hujan.

2. Altostratus

Awan jenis ini juga merupakan tanda akan datangnya hujan. Warna altrostratus adalah abu-abu atau biru keabuan. Jika ada awan ini besar kemungkinan akan terjadi hujan yang terus-menerus. 

  • Awan rendah 
Awan ini terletak di ketinggian kurang dari 3 km di atas permukaan laut. Awan yang masuk kategori ini antara lain:

1. Stratus : Awan jenis ini terlihat seperti kabut tapi tidak menyentuh tanah. Warnanya keabuan dan menutupi hampir seluruh langit. 

2. Stratocumulus: Awan ini berbentuk gelombang yang padat dan berwarna keabuan. Kadang stratocumulus berjejer membentuk garis, kadang terpecah-pecah. 

3. Nimbostratus: Berwarna abu-abu gelap dan berada di level terendah di langit. 

  • Awan yang tumbuh secara vertikal
Awan ini berada di ketinggian mencapai 13 km dari permukaan laut. Awan yang masuk klasifikasi awan ini antara lain:

1. Cumulus: Awan ini berbentuk seperti kapas yang menggembung. Cumulus bisa berwarna putih atau abu-abu. 

2. Cumulonimbus: Awan cumulonimbus bisa menimbulkan hujan dengan kilatan hingga tornado. Awan ini bisa tumbuh hingga ketinggian 10 km. 

Selanjutnya: 2 Kampus ini masuk daftar 2.000 universitas terbaik dunia versi CWUR 2021-2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News