Jepang catat 10.000 kasus harian Covid-19 untuk pertama kalinya



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang melaporkan lebih dari 10.000 kasus Covid-19 dalam satu hari untuk pertama kalinya pada Kamis (29/7/2021). Kondisi ini membuat para ahli cemas. Mereka memperingatkan bahwa pemerintah tampaknya kehabisan ide tentang cara membendung penyebaran infeksi.

Melansir The Straits Times, lonjakan kasus corona kemungkinan akan menambah tekanan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang dukungannya anjlok pada waktu terburuk sebelum pemilihan, yang dijadwalkan pada 21 Oktober.

Penghitungan 10.699 infeksi baru pada hari Kamis melampaui rekor lama 9.576 kasus sebesar 11,7%. Suga mengakui adanya "berbagai pendapat" tetapi tidak menawarkan ide baru selain pengingat berulang untuk menghindari acara yang tidak penting.


Dia juga tidak mengakui adanya pengurangan dampak dari keadaan darurat. Sehari sebelumnya, penasihat pemerintah Shigeru Omi menyebutkan sejumlah faktor yang menyebabkan kasus Covid-19 melonjak di Jepang, yakni kelelahan karena pembatasan darurat, liburan musim panas, varian Delta yang lebih menular, serta Olimpiade.

Baca Juga: Tokyo mencatatkan rekor kasus COVID-19 pasca dimulainya Olimpiade 2020

Olimpiade telah dilihat sebagai "perlakuan khusus" sementara acara domestik lainnya dan upacara tonggak sejarah dibatalkan. Salah satu pemikiran adalah bahwa penyelenggaraan Olimpiade secara tidak sengaja telah menumpulkan rasa krisis.

Suga tetap pada pendiriannya dengan menolak seruan untuk menangguhkan Olimpiade. Dia mengatakan hal itu tidak boleh dijadikan kambing hitam untuk lonjakan yang sedang berlangsung. Dia mencatat bahwa pengunjung tunduk pada rezim pengujian yang ketat.

Namun, di tengah lonjakan kasus, pemerintah Jepang kemungkinan akan mengumumkan keadaan darurat pada hari Jumat di prefektur Chiba, Kanagawa, Saitama dan Osaka. Kondisi darurat ini akan dimulai Senin depan dan berlangsung hingga 31 Agustus.

Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, 3 gubernur di Jepang minta pemberlakuan status darurat

Secara bersamaan, keadaan darurat yang sedang berlangsung di Tokyo dan Okinawa, yang akan berakhir pada 22 Agustus, akan diperpanjang hingga 31 Agustus, kata penyiar publik NHK.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie