Jepang-China sengketa, ASEAN bisa tarik untung



SINGAPURA. Sengketa pulau antara Jepang dan China dapat memberi keuntungan bagi Asia Tenggara dalam hal investasi. Menurut Barclays Plc, akibat sengketa itu, perusahaan-perusahaan Jepang akan terdorong mengalihkan investasi mereka ke Asia Tenggara.

“Sengketa itu kemungkinan tidak mengubah kerja sama ekonomi China dan Jepang. Tapi, beberapa peristiwa yang terjadi akan memberi peringatan bagi perusahaan- perusahaan Jepang soal risiko untuk terlalu memfokuskan investasi di negara tertentu. Mereka akan memindahkan investasi ke sejumlah negara ASEAN, bahkan lebih dari itu dalam beberapa tahun ke depan,” kata Wellian Wiranto, investment strategist Barclays Plc dalam laporan risetnya.

Aksi protes di China berubah jadi kekerasan bulan lalu. Massa yang marah menghancurkan mobil-mobil buatan Jepang dan membakar diler Toyota Motor Corp dan Honda Motor Co.


Sengketa atas pulau Senkaku dalam bahasa Jepang dan Diaoyu dalam bahasa China itu mengancam hubungan diplomasi kedua raksasa yang sudah berumur 40 tahun. Kerja sama perdagangan keduanya yang senilai US$ 340 milair juga terancam.

Filipina sudah mulai mencoba membujuk 15 perusahaan Jepang untuk pindah dari China ke Filipina dengan pengurangan pajak dan aneka insentif. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Investasi Fililpina Christino Panlilio bulan lalu.

 Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Filipina menerima investasi langsung alias foreign direct investment dari Jepang senilai US$ 13 miliar di tahun lalu. Untuk pertama kalinya, angka tersebut melampaui FDI dari China ke empat negara itu.

Barclays tetap menilai bagus atau overweight atas China dengan melihat bahwa pertumbuhan ekonominya akan mulai stabil di kuartal-kuartal depan setelah kebijakan quantitative easing berjalan.

Editor: