Jepang dan Korea Selatan Mencurigai Korea Utara Telah Menembakkan Rudal Balistik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korea Utara menembakkan rudal balistik yang dicurigai di lepas dari pantai timurnya pada hari Rabu, pihak berwenang di Jepang dan Korea Selatan mengatakan, dalam unjuk kekuatan pertama negara bersenjata nuklir itu tahun ini.

Penjaga pantai Jepang, yang pertama kali melaporkan peluncuran itu, mengatakan proyektil itu bisa jadi rudal balistik tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. “Sejak tahun lalu, Korea Utara telah berulang kali meluncurkan rudal, yang sangat disesalkan,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kepada wartawan.

Menteri Pertahanan Nobuo Kishi mengatakan kepada wartawan bahwa rudal yang dicurigai telah terbang sekitar 500 kilometer (310,7 mil) dan mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.


Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa analisis peluncuran sedang berlangsung. Korea Utara meluncurkan rudal ke arah timur sekitar pukul 08:10 (23:10 GMT) dari platform berbasis darat, kata Kepala Staf Gabungan (JCS), menurut kantor berita Yonhap.

"Untuk informasi tambahan, otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang melakukan analisis terperinci," kata JCS dalam pesan teks yang dikirim kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Baca Juga: Presiden Korsel Moon Jae-in Menjanjikan Dorongan untuk Perdamaian dengan Korea Utara

Tes itu dilakukan beberapa hari setelah kesimpulan dari pertemuan partai kunci yang berfokus terutama pada ekonomi yang dilanda pandemi, meskipun pemimpin Kim Jong Un berjanji untuk terus meningkatkan pertahanan negara tetapi tidak secara khusus menyebutkan persenjataan.

Menulis di Twitter, Ankit Panda mengatakan peluncuran satu rudal dapat mengindikasikan tes perkembangan. “Beberapa tanda bahwa ini bisa menjadi sesuatu yang baru,” tulis Senior Fellow di Carnegie Endowment for International Peace.

Pyongyang melakukan serangkaian peluncuran rudal tahun lalu, dan pada Oktober mengatakan pihaknya menguji "tipe baru" rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM). Itu adalah tes pertama SLBM sejak 2019.

Negara ini dilarang melakukan uji coba rudal balistik di bawah sanksi PBB. Pembicaraan denuklirisasi telah terhenti sejak runtuhnya pertemuan puncak kedua di Hanoi antara Kim dan Donald Trump, yang saat itu adalah presiden Amerika Serikat.

Moon Jae-in dari Korea Selatan, yang masa jabatannya sebagai presiden akan berakhir pada Mei, mendesak Pyongyang untuk kembali ke negosiasi dan dalam pidato Tahun Barunya mengatakan dia akan melakukan segala upaya untuk mengamankan kesepakatan damai di semenanjung yang terbagi.

Editor: Handoyo .