KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inggris dan Jepang masuk jurang resesi. Kondisi ini akan berdampak pada kinerja perdagangan Indonesia, salah satunya pada kegiatan ekspor. PT Trisula International Tbk (
TRIS) menyatakan, dampak resesi di Jepang dan Inggris terhadap kinerja ekspor perseroan bersifat minim. Hal ini seiring dengan penjualan ekspor pada dua negara itu yang tidak tidak terlalu besar, masing-masing di kisaran 10%. Selain itu, bisnis TRIS lebih ke arah
niche market di mana daya beli pelanggannya masih cukup baik.
Baca Juga: Soal Dampak Kenaikan Ongkos Logistik, Begini Tanggapan Trisula International (TRIS) "Perseroan akan terus memantau situasi ini dengan cermat dengan berkomitmen untuk mengoptimalkan rantai pasoknya. Perseroan juga secara aktif terus mengevaluasi pelanggan-pelanggannya, serta terus mencari peluang pertumbuhan di pasar lain yang potensial," kata Direktur Utama TRIS, Widjaya Djohan kepada Kontan, Kamis (22/2). Widjaya menyampaikan, saat ini pangsa pasar ekspor terbesar perseroan adalah Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Singapura. Selain itu, ia menegaskan, TRIS memiliki jaringan distribusinya sendiri sehingga fleksibel menyesuaikan berbagai permintaan di pasar. "Perseroan akan terus melakukan monitor dan evaluasi terhadap peluang bisnis yang ada. Kemampuan adaptif perseroan sejauh ini sangat unggul dibandingkan beberapa pemain serupa di dalam negeri sehingga perseroan yakin akan tetap dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja perusahaan," ujarnya.
Baca Juga: Trisula International (TRIS) Buka Suara Soal Dampak Kenaikan Ongkos Logistik Selain membidik pasar ekspor, TRIS juga fokus untuk terus memperkuat potensi pada pasar domestik, yaitu melalui penjualan kain yang futuristik dan memiliki
value-added (melalui anak usahanya, BELL), hingga bisnis retailnya, melalui
brand JOBB dan Jack Nicklaus. Bahkan perseroan memiliki
outlet yang dikelola sendiri melalui anak usahanya, yaitu PT Mido Indonesia, anak usaha dari BELL yang memberikan marjin keuntungan yang besar bagi Perseroan. "Perseroan bahkan telah melakukan penambahan sebanyak 13
outlet retailnya, di mana angka ini hampir 2 kali lebih banyak dibandingkan penambahan
outlet pada 2022 tahun lalu. Perseroan terus memonitor situasi dengan cermat untuk mengantisipasi perubahan pasar dan menyesuaikan strategi bisnisnya sesuai kebutuhan," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli