TOKYO. Pemerintah Jepang mengumumkan paket stimulus ekonomi sebesar JPY 7,2 triliun atau setara dengan US$ 81 miliar. Stimulus ini mereka kucurkan untuk mendongkrak pemulihan ekonomi Jepang, sekaligus untuk memperbaiki popularitas Perdana Menteri Yukio Hatoyama yang sedang memudar. Dalam pengumuman kabinet hari ini menyebutkan, paket stimulus pertama Hatoyama adalah senilai JPY 3,5 miliar termasuk untuk membantu daerah, sebesar JPY 600 miliar untuk membantu mengatasi pengangguran dan, sebesar 800 miliar untuk inisiatif lingkungan. Langkah kebijakan stimulus ini sempat tertunda lantaran adanya proses tawar menawar dengan partai koalisi di pemerintahan. Partai Demokrasi Jepang yang memegang tampuk kekuasaan sejak September lalu berjanji untuk mengubah perekonomian dengan menekankan perbaikan kualitas hidup dan tidak hanya mengandalkan pertumbuhan. Pemerintah juga memperkirakan perekonomian pada kuartal III akan lebih lambat. Rencananya pengumuman mengenai pertumbuhan ekonomi Jepang baru berlangsung besok. Martin Schulz, ekonom senior Fujitsu Research Institute di Tokyo mengatakan, stimulus ini merupakan langkah penting pemerintah. Sebab dia memperkirakan tanpa stimulus seperti ini perekonomian Jepang akan kembali jatuh dalam resesi, dan pemerintah sekarang tidak bisa mengambil risiko krisis itu.
Jepang Kucurkan Stimulus US$ 81 Miliar
TOKYO. Pemerintah Jepang mengumumkan paket stimulus ekonomi sebesar JPY 7,2 triliun atau setara dengan US$ 81 miliar. Stimulus ini mereka kucurkan untuk mendongkrak pemulihan ekonomi Jepang, sekaligus untuk memperbaiki popularitas Perdana Menteri Yukio Hatoyama yang sedang memudar. Dalam pengumuman kabinet hari ini menyebutkan, paket stimulus pertama Hatoyama adalah senilai JPY 3,5 miliar termasuk untuk membantu daerah, sebesar JPY 600 miliar untuk membantu mengatasi pengangguran dan, sebesar 800 miliar untuk inisiatif lingkungan. Langkah kebijakan stimulus ini sempat tertunda lantaran adanya proses tawar menawar dengan partai koalisi di pemerintahan. Partai Demokrasi Jepang yang memegang tampuk kekuasaan sejak September lalu berjanji untuk mengubah perekonomian dengan menekankan perbaikan kualitas hidup dan tidak hanya mengandalkan pertumbuhan. Pemerintah juga memperkirakan perekonomian pada kuartal III akan lebih lambat. Rencananya pengumuman mengenai pertumbuhan ekonomi Jepang baru berlangsung besok. Martin Schulz, ekonom senior Fujitsu Research Institute di Tokyo mengatakan, stimulus ini merupakan langkah penting pemerintah. Sebab dia memperkirakan tanpa stimulus seperti ini perekonomian Jepang akan kembali jatuh dalam resesi, dan pemerintah sekarang tidak bisa mengambil risiko krisis itu.