Jepang Masih Sulit Lepas dari Resesi



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Output pabrik Jepang pada Januari mengalami kontraksi terdalam sejak Mei 2020 karena penurunan produksi kendaraan bermotor. Data ini menambah kekhawatiran akan kerapuhan ekonomi Jepang yang sudah masuk jurang resesi pada akhir tahun lalu.

Data Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (METI) menunjukkan bahwa output industri turun sebesar 7,5% pada bulan pertama 2024. Angka ini lebih buruk dari rata-rata proyeksi pelaku pasar sebelumnya, yakni kontraksi 7,3%.

METI juga telah menurunkan penilaian output industri  untuk pertama  sejak Juli 2023. Ini menunjukkan bahwa tantangan ekonomi yang dihadapi Jepang untuk keluar dari resesi masih berat. 


Penurunan produksi paling besar terjadi di kendaraan bermotor, yakni menurun 17,8% dari posisi Desember.  Penurunan output pada mobil penumpang reguler dan sistem penggerak listrik menurunkan angka keseluruhan.  

Baca Juga: Penjualan Global Toyota Melesat

Industri mesin listrik dan peralatan elektronik informasi dan komunikasi, termasuk baterai lithium-ion, juga merosot 8,3%. Penurunan produksi baterai lithium-ion sebesar 21,4% sebagian disebabkan oleh penyesuaian produksi kendaraan listrik di seluruh dunia.

Gabriel Ng, asisten ekonom Capital Economics memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Jepang kemungkinan masih akan mengalami kontraksi pada kuartal pertama 2024 jika melihat data output pabrik tersebut. 

“PDB akan turun lagi pada kwartal ini dan itu akan menambah padangan bahwa perekonomian Jepang sedang dalam resesi,” ujarnya dilansir Reuters, Kamis (29/1).

Toyota Motor menangguhkan pengiriman beberapa model pada Januari setelah menemukan penyimpangan dalam uji sertifikasi untuk mesin diesel yang dikembangkan oleh afiliasi Toyota Industries.

Unit bisnis mobil kecil Toyota, Daihatsu, juga terus menunda produksi di pabrik dalam negeri karena kesalahan terkait uji keselamatan tabrakan yang dicurangi. Perusahaan telah memulai kembali operasinya secara bertahap pada bulan ini.

Baca Juga: Perekonomian Jepang Resmi Masuk Resesi

Sementara itu, produsen yang disurvei  METI memproyeksikan output yang disesuaikan secara musiman akan meningkat 4,8% pada Februari 2024 dan naik 2% pada Maret 2024. 

Namun, pejabat METI menilai perkiraan kenaikan produksi pada Februari dan Maret 2024 tidak cukup besar untuk mengimbangi penurunan produksi pada Januari.

Editor: Dina Hutauruk