Jepang Mengincar Hubungan yang Lebih Erat dengan NATO



KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi, pada hari Rabu (5/4) menyambut baik keterlibatan negara-negara NATO di kawasan Indo-Pasifik. Hayashi juga berharap Jepang bisa menjalin hubungan yang lebih erat dengan NATO.

"Jepang tidak dapat mencapai tujuannya untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka sendirian," kata Hayashi di sela-sela pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussels, seperti dikutip Kyodo.

Perwakilan dari Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru juga berpartisipasi dalam sesi tersebut.


Beberapa negara anggota NATO telah berupaya meningkatkan kerja sama pertahanan dengan sekutu di Asia Pasifik dengan asumsi situasi keamanan di kedua kawasan saling terkait.

Baca Juga: Kritik Keanggotaan Finlandia di NATO, Rusia: Itu adalah Kesalahan yang Bersejarah

"Saya bersedia memimpin upaya internasional untuk memperkuat dan menegakkan tatanan global berdasarkan penghormatan terhadap hukum internasional, dengan Jepang menjabat sebagai presiden tahun ini dari negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7)," lanjut Hayashi.

Pernyataan Hayashi sepertinya mengacu pada strategi keamanan nasional baru Jepang yang direvisi tahun lalu di tengah lingkungan keamanan yang semakin parah di Asia Timur, dengan China dan Korea Utara yang dianggap sebagai sumber ancaman.

Jepang dan NATO telah mengerjakan revisi Program Kemitraan yang Disesuaikan Secara Individual, di mana kerja sama di dunia maya, luar angkasa, disinformasi, dan domain lainnya diharapkan akan diperkuat.

Baca Juga: Senjata Nuklir Rusia di Belarusia akan Ditempatkan di Sayap Timur NATO

"Komunitas internasional berada pada titik balik sejarah. Saya ingin menyoroti pentingnya kerja sama Jepang-NATO untuk menegakkan dan memperkuat tatanan internasional yang bebas dan terbuka serta supremasi hukum," kata Hayashi.

Hayashi menyadari bahwa lingkungan keamanan global saat ini semakin tidak stabil dan diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Bulan lalu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Pada kesempatan itu, Kishida menyampaikan niatnya untuk mendukung penyediaan peralatan militer, yang tidak mematikan, ke Ukraina melalui dana perwalian NATO.