Jepang menyambut baik niat Taiwan untuk bergabung dengan TPP



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Niat Taiwan untuk bergabung dengan Trans Pacific Partnership atau TPP disambut baik oleh Jepang. Secara umum, Jepang tidak melihat ada masalah teknis untuk mewujudkan niat tersebut.

Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura mendukung Taiwan atas dasar nilai-nilai demokrasi yang dianut kedua negara.

"Kami menganggap Taiwan sebagai mitra yang sangat penting. Dengannya, kami berbagi nilai-nilai fundamental seperti kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum," ungkap Nishimura, seperti dikutip Reuters.


Jepang yang tahun ini menjadi pemimpin TPP kemungkinan akan berperan dalam bergabungnya Taiwan ke pakta perdagangan tersebut. Jepang menilai, aplikasi Taiwan perlu diteliti terhadap standar ketat TPP.

Taiwan secara resmi mengajukan lamarannya ke TPP pada Rabu (22/9). Langkah Taiwan ini membuat marah China yang masih menganggap Taiwan adalah wilayahnya. Bagi China, Taiwan tidak memiliki hak untuk bergabung dengan sebuah pakta sebagai negara merdeka.

Baca Juga: Makin serius, China bidik keanggotaan Trans Pacific Partnership

Pekan lalu, niat yang sama juga disampaikan oleh China. Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso menyatakan skeptis tentang peluang China, mengutip aturan ketat terkait dengan perusahaan milik negara.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato menambahkan, di bawah aturan pakta perdagangan, keanggotaan sangat terbuka untuk Taiwan. Terlebih Taiwan telah menjadi anggota independen dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

TPP yang awalnya beranggotakan 12 negara, telah lama dipandang sebagai kekuatan penyeimbang untuk China yang memiliki pengaruh semakin luas di kawasan tersebut. 

Sayangnya, pada 2017, TPP sempat kehilangan arah ketika Presiden AS saat itu Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari pakta tersebut.

Saat ini Inggris juga telah mengajukan diri untuk bergabung dengan TPP sebagai kekuatan baru. Pembicaraan resmi kabarnya akan dimulai pada 28 September mendatang.

Selanjutnya: Ingin Masuk TPP, Inggris Mengincar Poros Perdagangan Penting Pasca Brexit