Jepang pangkas target ekspor sebagai dampak perang dagang AS-China



KONTAN.CO.ID - TOKYO - Jepang telah memangkas target ekspor pada Januari untuk pertama kalinya dalam tiga bulan karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pasalnya, dampak perang dagang telah berdampak pada negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia tersebut.

Mengutip Reuters, kantor Kabinet yang membantu mengoordinasikan kebijakan pemerintah Jepang merilis dalam laporan ekonomi bulan Januari kalau ekspor negara matahari terbit tersebut melemah belakangan ini. Pelemahan ekspor ini memasuki bulan ketiga.

Jepang mencatat pengiriman barang elektronik dan peralatan manufaktur semikonduktor ke China melambat tajam karena perselisihan perdagangan dan berkurangnya permintaan smartphone, membuat pembuat kebijakan Jepang semakin sulit memastikan pertumbuhan ekonomi yang sehat pada tahun ini.


"Kita harus ingat bahwa ada ketidakpastian tentang bagaimana perselisihan perdagangan dan prospek ekonomi China akan mempengaruhi ekonomi global," kata laporan itu.

Ekspor Jepang pada bulan Desember turun 3,8% dari tahun sebelumnya, penurunan tahun-ke-tahun yang paling tajam sejak Oktober 2016, terseret oleh anjloknya pengiriman ke China. Ekspor menyumbang sekitar 17% dari PDB negara itu.

Kantor Kabinet tidak mengubah penilaian keseluruhannya bahwa ekonomi sedang dalam pemulihan bertahap, tetapi banyak data ekonom telah memperlihatkan bahwa pertumbuhan tahun ini tidak akan sekuat tahun lalu karena meningkatnya risiko terhadap prospek perdagangan.

Selain pertikaian perdagangan AS dan China, para pembuat kebijakan Jepang juga mewaspadai keluarganya Inggris dari Uni Eropa dan risiko lonjakan tiba-tiba terhadap yen.

Pemerintah menjadi lebih pesimistis terhadap harga konsumen, menyoroti perjuangan Bank of Japan untuk menghasilkan inflasi yang bertahan lama. Harga konsumen telah turun, menurut laporan ekonomi bulanan untuk Januari. Bulan lalu, pemerintah mengatakan kenaikan harga konsumen melambat.

Pemerintah mengatakan, belanja konsumen pada Januari sudah pulih, tidak berubah dari bulan sebelumnya. Pemotongan pajak AS berdampak kecil pada investasi perusahaan. Pemerintah juga tidak mengubah penilaiannya bahwa belanja modal meningkat.

Kabinet Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan menyerahkan rancangan anggaran US$ 900 miliar dolar untuk tahun fiskal berikutnya mulai April ke parlemen dalam beberapa hari mendatang yang sudah didorong oleh pengeluaran untuk mengimbangi dampak kenaikan pajak penjualan yang direncanakan.

Pemerintah juga telah menganggarkan belanja infrastruktur tambahan untuk tahun fiskal saat ini, sehingga hanya ada sedikit ruang untuk mengambil langkah lebih lanjut jika ekonomi semakin melemah tahun ini.

Editor: Noverius Laoli