Jepang Papras Suku Bunga Acuan Menjadi 0,1%



TOKYO. Bank of Japan akhirnya memotong suku bunga patokannya ke level 0,1%. Gubernur Bank of Japan Masaaki Shirakawa dan koleganya memangkas target overnight lending rate dari 0,3% dengan 7 banding 1 suara. Bank sentral ini menegaskan bahwa pihaknya akan membeli utang perusahaan seiring dengan resesi yang mendalam yang membuat sesak pendanaan bisnis. Aksi ini dilakukan oleh BoJ untuk menenangkan biaya pinjaman bagi perusahaan Jepang agar bisa mendapatkan pendanaan di tengah krisis global yang menjepit. Selain itu, untuk sementara ini bank sentral juga akan membungkus surat berharga dan meningkatkan pembelanjaan bulanan obligasi pemerintah. Pemangkasan suku bunga ini merupakan yang kedua kalinya bagi BoJ. Langkah ini dilakukan setelah The Fed melakukan aksi yang cukup agresif dengan memotong bunga acuannya hingga menjadi 0,25% dan menggiring yen menguat terhadap dolar AS sepanjang 13 tahun terakhir ini. Yen diperdagangkan di level 89,17 per dolar AS pada pukul 2.56 di Tokyo dari 89,28 sesaat sebelum keputusan ini diambil. Tahun ini, Nikkei 225 Stock Average tergelincir 44%. Minggu lalu, pemerintah sudah memutuskan untuk membeli commercial paper. Hari ini, mereka menegaskan untuk membelanjakan setidaknya 20 triliun yen atau US$ 223 miliar dari saham yang dimiliki oleh perbankan untuk mendorong permodalan. Perdana Menteri Taro Aso dan Menteri Keuangan Shoichi Nakagawa menyatakan ingin memainkan peranan mereka di sektor perbankan melalui suntikan dana segar untuk memudahkan perusahaan melakukan pinjaman. Pasar surat utang bulan ini menyentuh level yang paling tinggi, setidaknya empat tahun terakhir ini. Keputusan bank sentral ini juga tak bisa lepas dari hitungan perekonomian Jepang. Menurutnya, kondisi ekonomi telah memburuk dan kemungkinan akan menjadi lebih parah. November lalu, pertumbuhan ekonomi Jepang terlihat malas untuk merangsek naik. “Kuartal terakhir, perekonomian Jepang telah menurun ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih-lebih, industri otomotif telah menyambar sektor lain dan hal ini sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi; kini harus menghadapi penurunan,” kata Jun Ishii, chief fixed-income strategist Mitsubishi UFJ Securities Co. di Tokyo. Jika pemerintah tak memberikan stimulus, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini kemungkinan akan terjungkal 0,8% pada tahun fiskal tahun depan. Hal ini ditegaskan oleh Kaoru Yosano, Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal. Kabinet Jepang hari ini memprediksikan pertumbuhan negeri sakura per 1 April 2009 sebesar 0%.


Editor: