Jepang ragu ikut proyek Cilamaya lagi



JAKARTA. Keputusan pemerintah memindahkan lokasi pembangunan pelabuhan dari Cilamaya berdampak kepada minat investor Jepang untuk mengerjakan proyek itu. Di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kemarin (8/4), investor asal negeri Sakura menyatakan akan pikir-pikir dahulu untuk ikut lagi dalam proyek pelabuhan tersebut.

Sebanyak 46 pengusaha Jepang papan atas yang tergabung dalam Keidanren, organisasi pengusaha Jepang, kemarin (8/4) mengikuti pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo, di Istana Presiden. Sebelumnya, pekan lalu (2/4), Wakil Presiden Jusuf Kalla membatalkan proyek Cilamaya ini.

Setelah pertemuan, Yusron Ihza Mahendra, Duta Besar Indonesia untuk Jepang mengatakan investor Jepang berpikir ulang untuk ikut mengerjakan proyek pelabuhan pindahan Cilamaya. "Mereka bilang akan pelajari lagi, terutama berkaitan dengan lokasinya," kata Yusron kemarin.


Meski begitu, investor Jepang bisa saja ikut kembali di proyek pelabuhan tersebut. Hal ini bergantung lokasi serta potensi bisnisnya. Meskipun Pelabuhan Cilamaya batal, investor Jepang menyatakan tak kapok berbisnis di Indonesia.

Pengusaha Jepang berjanji akan menanam modal di Indonesia. Sadayuki Sakakibara, Ketua Keidanren bilang, pengusaha Jepang akan banyak menanam modal di Indonesia. Tak hanya di sektor otomotif dan elektronik yang selama ini jadi andalan, juga di bidang infrastruktur seperti proyek kelistrikan. Namun, mereka mensyaratkan pemerintah bersunguh-sungguh membenahi infrastruktur pendukung industri, seperti pelabuhan hingga transportasi.

"Masalah macet, kami ingin itu segera dibenahi," kata Sadayuki. Sadayuki menegaskan, pengusaha Jepang memandang Indonesia sebagai tujuan investasi yang penting. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memiliki potensi pasar yang besar.

Oleh karena itu, bila hambatan investasi teratasi serta masalah kemacetan terselesaikan, Sadayuki meyakini Indonesia semakin menarik sebagai lahan tanam modal. "Kami selalu ingin menjadi yang terbesar dalam hal investasi di Indonesia," tandas Sadayuki.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo meyampaikan pemindahan rencana Pelabuhan Cilamaya memang pilihan yang sulit. Pembangunan Pelabuhan Cilamaya tidak aman karena ada sekitar 80 anjungan minyak milik PT Pertamina di dekat pantai Cilamaya.

Pemilihan lokasi baru dilakukan setelah melewati studi kelayakan oleh Bappenas. Selain itu, proyek ini akan ditenderkan lagi. Pemerintah akan memilih lokasi baru di Subang dan Indramayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie