NEW YORK. Bursa AS terjungkal kembali, memperpanjang kemerosotan selama dua minggu terakhir. Salah satu pemicunya adalah penyusutan pabrikan di New York dan rencana Citigroup Inc. untuk mendepak 52.000 pekerjanya. Alcoa Inc., produsen alumunium terbesar di AS, kehilangan 11% setelah UBS AG memangkas rekomendasi sahamnya dan indeks perekonomian secara umum di the Federal Reserve Bank of New York tergelincir ke level yang paling rendah sejak tahun 2001. Citigroup terjerembap 6,6% ke harga yang paling kontet sejak Mei 1996. "Anda akan kembali mendapatkan berondongan data-data perekonomian yang buruk," kata Bill Stone, chief investment strategist PNC Wealth Management di Philadelphia. "Pendapatan telah mentok, atau jatuh terperosok ke tebing yang sangat curam. Sepertinya Anda tidak akan banyak menemukan bantuan di depan sana untuk sementara waktu," tambahnya. Indeks S&P 500 melandai 2,6% menjadi 850,75 setelah terombang-ambing naik dan turun sedikitnya 18 kali seiring dengan saham-saham energi yang melonjak pada perdagangan pagi. Dow Jones Industrial Average juga terperosok 223,73 atau 2,6% menjadi 8.273,58. Sedangkan Nasdaq Composite terpeleset 2,3% menjadi 1.482,05, level yang cukup rendah dalam lima tahun terakhir ini. Terjungkalnya saham-saham AS hari ini mengikuti penurunan saham-saham Asia dan Eropa setelah secara tidak disangka Jepang tergelincir memasuki masa resesi dan kemerosotan bisnis di Inggris jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Tingkat suku bunga surat utang dengan jangka waktu tiga bulan jatuh 4 basis poin menjadi 0,09%. Suku bunga ini sempat menyentuh 0,02% pada 17 September 2008 lalu, level yang paling rendah sejak 1940. S&P 500 sudah tercebur sebanyak 42% tahun ini seiring dengan menguapnya dana di industri keuangan di seluruh dunia sebesar US$ 966 miliar. Tentu saja, hal ini mengancam pertumbuhan perekonomian global. Keuntungan rata-rata yang diraih oleh S&P 500 juga juga teriris 17%, seperti yang mereka laporkan pada kuartal ketiga lalu. Para analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan, pendapatan tahunan kali ini bakal anjlok 8,5%. Sebanyak 1,3 juta saham telah berpindah tangan di lantai NYSE, dan menciut 12% ketimbang rata-rata harian dalam tiga bulan terakhir ini. Semua industri, sebanyak 24 perusahaan, di S&P 500 memble.
Jepang Resesi, Bursa AS Semakin Letoi
NEW YORK. Bursa AS terjungkal kembali, memperpanjang kemerosotan selama dua minggu terakhir. Salah satu pemicunya adalah penyusutan pabrikan di New York dan rencana Citigroup Inc. untuk mendepak 52.000 pekerjanya. Alcoa Inc., produsen alumunium terbesar di AS, kehilangan 11% setelah UBS AG memangkas rekomendasi sahamnya dan indeks perekonomian secara umum di the Federal Reserve Bank of New York tergelincir ke level yang paling rendah sejak tahun 2001. Citigroup terjerembap 6,6% ke harga yang paling kontet sejak Mei 1996. "Anda akan kembali mendapatkan berondongan data-data perekonomian yang buruk," kata Bill Stone, chief investment strategist PNC Wealth Management di Philadelphia. "Pendapatan telah mentok, atau jatuh terperosok ke tebing yang sangat curam. Sepertinya Anda tidak akan banyak menemukan bantuan di depan sana untuk sementara waktu," tambahnya. Indeks S&P 500 melandai 2,6% menjadi 850,75 setelah terombang-ambing naik dan turun sedikitnya 18 kali seiring dengan saham-saham energi yang melonjak pada perdagangan pagi. Dow Jones Industrial Average juga terperosok 223,73 atau 2,6% menjadi 8.273,58. Sedangkan Nasdaq Composite terpeleset 2,3% menjadi 1.482,05, level yang cukup rendah dalam lima tahun terakhir ini. Terjungkalnya saham-saham AS hari ini mengikuti penurunan saham-saham Asia dan Eropa setelah secara tidak disangka Jepang tergelincir memasuki masa resesi dan kemerosotan bisnis di Inggris jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Tingkat suku bunga surat utang dengan jangka waktu tiga bulan jatuh 4 basis poin menjadi 0,09%. Suku bunga ini sempat menyentuh 0,02% pada 17 September 2008 lalu, level yang paling rendah sejak 1940. S&P 500 sudah tercebur sebanyak 42% tahun ini seiring dengan menguapnya dana di industri keuangan di seluruh dunia sebesar US$ 966 miliar. Tentu saja, hal ini mengancam pertumbuhan perekonomian global. Keuntungan rata-rata yang diraih oleh S&P 500 juga juga teriris 17%, seperti yang mereka laporkan pada kuartal ketiga lalu. Para analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan, pendapatan tahunan kali ini bakal anjlok 8,5%. Sebanyak 1,3 juta saham telah berpindah tangan di lantai NYSE, dan menciut 12% ketimbang rata-rata harian dalam tiga bulan terakhir ini. Semua industri, sebanyak 24 perusahaan, di S&P 500 memble.