Jepang resesi, Indonesia harus alihkan ekspor



JAKARTA. Ekonomi negara Jepang mengalami perlambatan yang signifikan. Walhasil, Indonesia harus memasang strategi mengalihkan ekspor dari negara dengan tujuan ekspor terbesar ketiga Indonesia tersebut. Jepang mengalami resesi dalam tiga triwulan terakhir. Data terbaru pertumbuhan ekonomi Jepang pada akhir September hanya 1,6%. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan perlambatan pertumbuhan yang terjadi di Jepang sudah diperhitungkan oleh BI. Jepang dan Eropa mengalami resesi, sementara China mengalami perlambatan. Maka dari itu, BI menurunkan pertumbuhan ekonomi global dari 3,8% menjadi 3,6% pada tahun depan. Menurut Perry, cara yang harus dilakukan untuk mengantisipasi resesi Jepang dan perlambatan global adalah mengalihkan tujuan ekspor. Tujuan ekspor harus dialihkan ke Amerika karena ekonomi negeri adikuasa tersebut sedang mengalami perbaikan. Ekspor manufaktur Indonesia perlu diperkuat. "Selain Amerika, India juga. Ekonomi India terus membaik. Tahun ini diperkirakan 6,4%," ujar Perry, Senin (17/11). BI memperhitungkan pertumbuhan ekspor tahun depan bisa tumbuh 4%. Meskipun harga komoditas turun, namun perbaikan ekonomi Amerika bisa mendongkrak ekspor. Asal tahu saja, ekspor non migas Indonesia ke Jepang dari Januari-September 2014 sebesar US$ 10,71 miliar atau turun hingga 10,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada Januari-September 2013, ekspor non migas ke Jepang mencapai US$ 11,97 miliar. Negara tujuan ekspor non migas terbesar Indonesia adalah Amerika. Ekspor ke Amerika dari Januari-September 2014 mencapai US$ 11,87 miliar atau naik 5,14% dari periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan