TOKYO. Kabinet Jepang menyetujui anggaran belanja untuk tahun fiskal 2017 sebesar US$ 830 miliar atau ¥ 97,5 triliun. Anggaran belanja sebesar itu meningkat ¥ 733 miliar dari rencana awal tahun ini karena tagihan jaminan sosial yang meningkat untuk mendanai masyarakat yang pensiun dini. Tambahan anggaran ini merupakan upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mengendalikan pengeluaran pemerintah. Ini akan menjadi kunci untuk mencapai surplus anggaran di tahun fiskal 2020 (di luar pembayaran utang dan penjualan obligasi baru). Taro Aso, Menterian Keuangan Jepang menjelaskan, anggaran ini bertujuan untuk menggairahkan ekonomi Jepang dan untuk konsolidasi fiskal. "Kami tidak mengejar pengetatan anggaran tapi kami memiliki tujuan menyeimbangkan anggaran dengan menggenjot pertumbuhan ekonomi," kata Taro.
Jepang tetapkan anggaran fiskal 2017/18 US$ 830 M
TOKYO. Kabinet Jepang menyetujui anggaran belanja untuk tahun fiskal 2017 sebesar US$ 830 miliar atau ¥ 97,5 triliun. Anggaran belanja sebesar itu meningkat ¥ 733 miliar dari rencana awal tahun ini karena tagihan jaminan sosial yang meningkat untuk mendanai masyarakat yang pensiun dini. Tambahan anggaran ini merupakan upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mengendalikan pengeluaran pemerintah. Ini akan menjadi kunci untuk mencapai surplus anggaran di tahun fiskal 2020 (di luar pembayaran utang dan penjualan obligasi baru). Taro Aso, Menterian Keuangan Jepang menjelaskan, anggaran ini bertujuan untuk menggairahkan ekonomi Jepang dan untuk konsolidasi fiskal. "Kami tidak mengejar pengetatan anggaran tapi kami memiliki tujuan menyeimbangkan anggaran dengan menggenjot pertumbuhan ekonomi," kata Taro.