Jerman Bakal Berikan Subsidi US$ 55,5 Miliar untuk Tahan Lonjakan Harga Energi



KONTAN.CO.ID - BERLIN. Jerman akan memberlakukan pembatasan harga gas dan listrik bagi perusahaan dan rumah tangga di tahun 2023. Ini dilakukan untuk menahan dampak lonjakan harga energi akibat keputusan Rusia yang memangkas pasokan energi ke Eropa.

Konsekuensinya, Jerman harus merogoh kocek besar untuk mensubsidi harga gas dan listrik di tahun depan.

Seperti dilansir Bloomberg, Selasa (22/11), pejabat pemerintah Jerman mengatakan, subsidi yang akan digelontorkan mencapai sekitar € 54 miliar atau US$ 55,5 miliar yang berlaku mulai 1 Maret 2023. Subsidi akan dibayarkan secara retroaktif untuk bulan Januari dan Februari 2023. Konsumen gas juga akan menerima subsidi dari negara satu kali pada bulan Desember.


Baca Juga: Xi Jinping Ajak Jerman Bekerja Sama di Masa yang Penuh Gejolak

Subsidi tagihan listrik tersebut sebagian akan dibiayai dari pajak atas keuntungan listrik. Hampir semua bentuk pembangkit listrik, termasuk energi terbarukan, akan dikenakan biaya, kecuali gas dan batubara.

Sekadar informasi, Jerman adalah pusat krisis energi di Eropa. Selama beberapa dekade, Jerman telah bergantung pasokan gas dari Rusia.

Ketergantungan ini lalu mendapat reaksi keras setelah Rusia memangkas pengiriman gas sebagai pembalasan nyata atas sanksi terkait perang di Ukraina.

Berdasarkan tingkat penggunaan tahun lalu, untuk rumah tangga pribadi harga gas akan dibatasi sebesar 12 sen per kilowatt jam untuk 80% konsumsi. Untuk konsumen industri, 70% konsumsi gas akan disubsidi. Harga listrik juga akan dibatasi pada 40 sen per kwh. Pembatasan akan diberlakukan hingga April 2024.

Pembatasan itu kini hanya berlaku bagi perusahaan yang mendapat suntikan modal langsung dari negara, seperti raksasa gas Uniper SE. Sebelum berlaku, subsidi tersebut harus melewati persetujuan majelis tinggi parlemen Jerman pada 16 Desember 2022 mendatang.

Baca Juga: Erdogan Bakal Menelepon Putin Soal Insiden Rudal di Polandia

Editor: Khomarul Hidayat