Jerman Berencana Memasukkan Jet Tempur F-35 ke Dalam Daftar Belanja Militer



KONTAN.CO.ID - BERLIN. Jerman dikabarkan sedang melirik jet tempur F-35 buatan AS untuk menggantikan jet Tornado yang sudah bertugas sejak lama dan dianggap tidak lagi mampu mendukung tenaga nuklir.

Reuters pada hari Kamis (3/2) melaporkan, keputusan untuk membeli F-35 saat ini sedang dibicarakan oleh otoritas pertahanan. Namun, keputusan akhirnya mungkin masih akan tercapai.

Sumber lain yang dihubungi Reuters juga mengatakan bahwa pembelian jet tempur F-35 memang sangat potensial karena sesuai dengan kebutuhan Jerman. Tentunya masih belum jelas berapa banyak F-35 yang akan diboyong Jerman.

Baca Juga: Biden Meminta 3.000 Tentara AS Segera Dikerahkan ke Eropa Timur untuk Mengadapi Rusia

Juru bicara pemerintah Jerman masih belum memberikan komentar terkait kabar ini. Dari AS, Departemen Luar Negeri pun enggan mengkonfirmasi kabar apapun yang belum dibahas di Kongres.

"Sebagai masalah kebijakan, kami tidak akan secara terbuka mengkonfirmasi atau mengomentari transfer atau penjualan pertahanan yang diusulkan sampai mereka secara resmi diberitahukan kepada Kongres," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri di Washington.

F-35 sebagai pengganti Tornado

Di bawah pemerintahan Kanselir Olaf Scholz, Jerman sepakat untuk ikut serta dalam perjanjian berbagi nuklir bersama NATO. Jet tempur Tornado yang digunakan saat ini dianggap tidak memenuhi syarat untuk mengikuti program tersebut.

Tornado adalah satu-satunya jet Jerman yang mampu membawa bom nuklir AS jika terjadi konflik. Sayangnya, Tornado sudah bekerja untuk Angkatan Udara Jerman sejak tahun 1980-an. Jet tempur tua ini rencananya akan memasuki masa pensiun secara bertahap antara tahun 2025 dan 2030.

Baca Juga: Israel Bakal Mempercepat Peluncuran Sistem Pertahanan Baru Berbasis Laser

Pemerintahan Scholz berencana mendatangkan pengganti Tornado di awal masa jabatannya yang berlangsung selama empat tahun. Jika rencana ini gagal dicapai, Jerman terpaksa keluar dari perjanjian berbagi nuklir dengan NATO.

Untuk mempercepat prosesnya, Scholz diperkirakan akan mengangkat masalah ini selama perjalanan ke Washington minggu depan. 

Pembelian jet tempur dari AS sebenarnya berpotensi membuat Prancis marah. Pasalnya, Jerman dan Prancis saat ini juga sedang dalam program pengembangan jet tempur bersama yang rencananya selesai pada 2040.