KONTAN.CO.ID - Perekonomian Jerman tengah berada dalam kondisi kritis. Industri manufaktur Jerman memasuki resesi lebih dari dua tahun lalu. Sekarang, Volkswagen dan Intel bakal menambah beban ekonomi Jerman. Mengutip
Fortune, Volkswagen, permata mahkota industri Jerman, berubah masam terhadap negara asalnya. Volkswagen menganggap Jerman sebagai penyebab sulitnya perjuangan mereka untuk meningkatkan margin keuntungan.
Untuk pertama kali dalam 87 tahun sejarahnya, Volkswagen mempertimbangkan untuk menutup pabrik di Jerman. Pabrik tersebut mempekerjakan sekitar 300.000 orang. Langkah mengejutkan tersebut diambil karena perusahaan tengah berupaya meningkatkan langkah penghematan sebesar € 10 miliar. Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, CEO Volkswagen Oliver Blume mengecam pengaruh industri Jerman yang menurun dan dampaknya terhadap bisnis produsen mobilnya. Apalagi, kini Volkswagen tengah berjuang melawan lambatnya penerimaan kendaraan listrik, turunnya permintaan konsumen, dan ancaman yang tidak menyenangkan dari kendaraan listrik murah dari China.
Baca Juga: Hati-Hati e-Meterai Palsu, Ini 3 Cara Cek e-Meterai Asli Buat CPNS 2024 “Lingkungan ekonomi menjadi semakin sulit dan pemain baru mulai merambah ke Eropa,” kata Blume dalam sebuah pernyataan pada hari Senin. Dia menambahkan, Jerman khususnya sebagai lokasi manufaktur otomotif, semakin tertinggal dalam hal daya saing. “Dalam lingkungan ini, kami sebagai perusahaan sekarang harus bertindak tegas,” ujar Blume. Masalah ekonomi Jerman Memang, prospek manufaktur Jerman suram, membuat kanselir negara itu, Olaf Scholz, berada dalam kesulitan.
Sektor manufaktur Jerman telah mengalami resesi sejak awal tahun 2022, terpukul oleh hilangnya energi murah Rusia setelah negara itu menginvasi Ukraina, penurunan permintaan di pasar ekspor utamanya, China, dan menurunnya kepercayaan konsumen terhadap negaranya sendiri. Pada bulan Agustus, PMI manufaktur Jerman, yang tidak mengalami pertumbuhan selama lebih dari dua tahun, turun ke level terendah dalam lima bulan sebesar 42,4. Angka ini sangat kontras dengan peningkatan global dalam output manufaktur. Angka apa pun yang lebih rendah dari 50 ditandai sebagai kontraksi.
Baca Juga: Ada Yang Blue Chip, Saham Syariah Ini Layak Dilirik “Resesi di sektor manufaktur Jerman berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan siapa pun,” kata Dr. Cyrus de la Rubia, kepala ekonom di Hamburg Commercial Bank.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie