Jerman gelar pemilu hari ini



BERLIN. Rakyat Jerman mengantri ke bilik suara hari ini, Minggu (22/09) untuk memberikan suara dalam pemilihan parlemen. Partai berhaluan konservatif yang dipimpin Kanselir Angela Merkel Christian Democrats (CDU) diprediksi akan meraih kemenangan.

Jajak pendapat terakhir menunjukkan, CDU diperkirakan akan meraih suara sebesar 40 persen. Angka ini unggul jauh dari oposisi, Social Democrats (SDP). Partai yang dipimpin Peer Steinbrueck ini hanya mampu meraih sekitar 27 persen suara.

Namun demikian, Merkel diyakini akan menghadapi kesulitan membentuk pemerintahan koalisi. Free Democrats (FDP) yang saat ini merupakan anggota koalisi pemerintahan terpuruk dalam survei. Bahkan, partai ini kesulitan untuk menembus ambang batas 5 persen untuk menembus parlemen.


Dengan kemungkinan kehilangan mitra koalisinya, Merkel dihadapkan pada beberapa skenario yang tidak begitu menarik baginya. Kemungkinan terbesar adalah wanita paling bepengaruh di dunia ini harus membentuk grand coalition dengan SDP, skenario yang pernah terjadi di periode pertama Merkel, 2005-2009.

Analis politik mengomentari bahwa proses pembentukan grand coalition ini akan menelan waktu berminggu-minggu, disebabkan SDP diyakini akan meminta portofolio kabinet strategis seperti Menteri Keuangan.

Kanselir berumur 59 ini juga kelihatannya harus berkompromi dengan sejumlah platform SDP seperti penerapan gaji minimum nasional. Skenario lain adalah CDU harus membentuk pemerintahan koalisi yang lemah dengan sejumlah partai-partai kecil.

Pemilu federal ini merupakan yang pertama sejak krisis ekonomi menghantam Eropa. Ekonomi menjadi isu utama pemilu. Dibanding tetangganya, Ekonomi negeri panser tergolong sehat dengan angka pengangguran yang rendah. Namun, banyak warga yang mengeluhkan gaji yang sangat rendah di mana mereka kesulitan memenuhi hanya untuk makanan sehari-hari.

Bagi Eurozone sendiri, kemenangan Merkel berarti prospek untuk mendapatkan bailout tetap cerah. Kanselir baru akan mempengaruhi masa depan Euro, mengingat Steinbrueck cukup skeptikal dengan kebijakan austerity Merkel.

Jika menang, Merkel berpotensi akan mejadi pemimpin wanita Eropa terlama, memecahkan rekor 11,5 tahun pemerintahan Margareth Thatcher. (Kompas.com)

Editor: Hendra Gunawan