KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai ada peluang ekspor batubara ke Jerman seiring rencana pengoperasian kembali Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menjelaskan, ada potensi ekspor ke Jerman oleh perusahaan batubara nasional. Meski demikian, peluang itu cukup kecil mengingat kualitas batubara yang dibutuhkan tidak tersedia banyak di dalam negeri.
"Setahu saya requirement mereka untuk kualitas batubara kalori tinggi dengan sulfur yang rendah yang mana kita tidak (memiliki) banyak stoknya," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (9/10).
Baca Juga: Pemerintah Indonesia dan Pimpinan IPG Bahas CIPP JETP di AS Pekan Ini Hendra menjelaskan, sejauh ini pihaknya belum menerima informasi adanya perusahaan anggota yang mulai mengirimkan batubara ke Jerman. Di sisi lain, kinerja produksi batubara nasional sejauh ini dinilai berada pada kondisi yang cukup baik. Meningkatnya biaya produksi dan fluktuasi harga komoditas memang masih menjadi tantangan dalam kegiatan produksi di sembilan bulan pertama tahun ini. Meski demikian, Hendra optimistis raihan produksi batubara nasional tahun ini bakal mencapai target. "Kalau indikatornya produksi ya sejauh ini diproyeksikan target 2023 bisa tercapai atau bahkan lebih," sambung Hendra. Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi adanya peningkatan produksi batubara nasional pada tahun ini. Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria mengungkapkan, saat ini proses revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) para perusahaan tambang masih berjalan.
Baca Juga: Peluncuran Mundur, Perencanaan JETP Diminta Lebih Transparan dan Partisipatif Dari pengajuan yang ada per Juli 2023, produksi batubara diprediksi mengalami peningkatan dari target produksi nasional yang ditetapkan sebesar 694,5 juta ton. "Dengan adanya rencana revisi RKAB atau perubahan produksi batubara dari RKAB awal tahun 2023, diprediksi akan meningkat kurang lebih sampai dengan 32 juta ton," ungkap Lana kepada Kontan.co.id, Senin (9/10). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi