Jero Wacik siap jadi ketua umum Demokrat



JAKARTA. Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik menegaskan, siap menjadi calon Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali yang diselenggarakan pada 30-31 Maret mendatang. Namun dengan syarat, Jero mendapat restu dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)."Saya belum tahu ya , saya kan tunggu perintah (SBY). Kalau tidak diperintah ya enggaklah, kalau diperintah ya sebaiknya saya maju," ujar Jero seusai mendampingi SBY pada peringatan gerakan kewirausahaan nasional, di Gelora Bung Karno, Senin (18/3).Menurut Menteri Negara Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), siapa pun kandidat calon ketua umum partai berlambang mercy tersebut harus mendapat restu dari SBY. Selain itu, salah satu syarat utama menjadi calon ketua umum Demokrat adalah mereka yang setia pada SBY dan setia pada Partai Demokrat. Ini memang aturan main penting dari Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat. Calon ketua umum yang hendak maju, harus lolos saringan dari majelis tinggi parrai yang diketuai SBY. Selain itu, pemilihan dilakukan tidak lewat pemungutan suara tetapi musyawarah untuk mufakat. Jangan heran, banyak yang menilai, aturan ini untuk menjegal calon ketua umum dari kubu Anas Urbaningrum, bekas Ketua Umum Demokrat yang tersingkir setelah ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi proyek sport center Hambalang. Namun, Jero membantah, KLB sengajat diatur agar memunculkan calon yang sesuai dengan keinginan SBy termasuk, keluarga SBY seperti Ani Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Jero menegaskan, SBY tidak menghendaki keluarganya, baik Ani dan Ibas menjadi calon ketum. Menurut Jero, tidak elok jika salah seorang keluarga SBY menjadi ketua umum partai termasuk Pramono Edhie yang saat ini masih menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.Jero juga enggan menanggapi kans Marzuki Alie yang digadang-gadang akan menjadi salah satu calon ketum demokrat. Meskipun demikian, menurut Jero siapapun yang akan menjadi calon ketum demokrat jangan sampai menimbulkan gejolak dan potensi konflik internal lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Amal Ihsan