Jerome Powell dapat persetujuan final Senat AS jadi Pimpinan The Fed



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jerome Powell akan segera resmi menjabat sebagai Pimpinan The Federal Reserve ke 16. Pasalnya, Senat AS memastikan dirinya untuk posisi tersebut pada Selasa (23/1) waktu setempat.

Hasil pemungutan suara terakhir adalah 85 berbanding 12 untuk konfirmasi.

Powell -yang juga dikenal akrab sebagai Jay- sudah diprediksi akan menduduki posisi puncak The Fed setelah dia ditunjuk oleh Presiden Donald Trump pada November lalu. Powell terpilih saat masa kritis The Fed, di mana bank sentral AS ini tengah melakukan normalisasi kebijakannya setelah bertahun-tahun mendapat akomodasi luar biasa yang dipicu oleh krisis keuangan.


Meskipun sudah mendapatkan konfirmasi pada Selasa, Powell kemungkinan belum akan secara resmi menjalankan tugasnya sampai masa jabatan Janet Yellen berakhir pada Februari. Yellen mengatakan, dirinya akan meninggalkan The Fed setelah Powell dilantik, meski masa jabatannya belum akan berakhir sampai 31 Januari 2024.

Jika biasanya Pimpinan The Fed merupakan seorang ekonom, Powell memiliki latar belakang berbasis pasar, terutama dalam modal ventura. Sebelumnya, Powell pernah bekerja di Carlyle Group, Severn Capital Partners dan Global Environmental Fund.

Sebagai tambahan, beberapa waktu terakhir, dia menghabiskan waktu di Departemen Keuangan sebelum akhirnya bergabung ke The Fed pada 2012, menjabat sebagai seorang ilmuwan tamu di Bipartisan Policy.

Posisi kebijakannya sebagian besar diperkirakan sangat dekat dengan Yellen, meskipun beberapa pernyataannya menunjukkan dia mungkin sedikit hawkish terhadap kebijakan moneter. Yaitu, cenderung menaikkan suku bunga serta  melonggarkan peraturan bank, terutama karena berkaitan dengan masyarakat dan bank daerah.

Pandangan tersebut akan sangat penting dalam melihat outlook ke depannya.

The Fed telah memulai sebuah jalan yang panjang dan hati-hati untuk kembali melakukan normalisasi kebijakan, dengan memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebanyak lima kali sejak Desember 2015. Selain itu, pejabat bank sentral telah mengindikasikan akan ada  kemungkinan kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali di 2018.

Seiring dengan kenaikan suku bunga, terjadi penurunan dalam neraca Fed - portofolio senilai US$ 4,5 triliun dari surat utang pemerintah dan sekuritas berbasis mortgage, yang sebagian besar diperoleh dalam tiga putaran pembelian obligasi yang disebut quantitative easing. The Fed memulai program ini dalam upaya untuk menurunkan suku bunga pinjaman dan mendorong investor untuk berinvestasi ke dalam aset-aset berisiko seperti saham dan obligasi korporasi.

Masa jabatan Powell berjalan selama empat tahun. Yellen merupakan pimpinan The Fed pertama sejak G  William Miller (yang menjabat pada pemerintahan Jimmy Carter) dengan masa jabatan kurang dari dua periode.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie