KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada Jumat (22/8) mengumumkan kerangka operasional terbaru bank sentral Amerika Serikat. Perubahan ini mencerminkan kondisi ekonomi global yang telah banyak berubah dalam lima tahun terakhir, termasuk kembalinya tekanan inflasi yang lebih tinggi serta menurunnya prospek suku bunga jangka pendek mendekati nol.
Latar Belakang Perubahan Kerangka The Fed
Dalam pidatonya di Simposium Ekonomi Jackson Hole, Wyoming, Powell menegaskan bahwa kerangka baru ini tetap memiliki kesinambungan dengan kebijakan sebelumnya. Namun, ia menekankan bahwa kebijakan moneter harus tetap bersifat forward-looking (memandang ke depan) dan memperhitungkan jeda waktu dampak kebijakan terhadap perekonomian.Perubahan Utama dalam Kerangka Baru
Kerangka baru The Fed meninggalkan strategi yang sebelumnya menyesuaikan diri dengan lingkungan suku bunga sangat rendah dan inflasi yang cenderung lemah.- Penghapusan Strategi “Makeup” Powell menegaskan bahwa The Fed tidak lagi menggunakan strategi “makeup” yang diperkenalkan pada 2020. Strategi tersebut memungkinkan inflasi untuk sementara melebihi target 2% guna menutup kekurangan di masa lalu.
- Kembali ke Flexible Inflation Targeting Kini, The Fed kembali ke kerangka penargetan inflasi fleksibel. Fokusnya adalah memastikan ekspektasi inflasi jangka panjang tetap terkendali, yang menurut Powell penting untuk menjaga keseimbangan mandat ganda The Fed.
- Komitmen pada Respons Kuat Powell menekankan komitmen The Fed untuk bertindak tegas dalam menjaga stabilitas harga demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.