Jet Tempur China Ganggu Helikopter Australia di Atas Laut Kuning



KONTAN.CO.ID - Sebuah jet tempur China dilaporkan melakukan manuver yang membahayakan helikopter militer Australia pada hari Sabtu (4/5). Insiden ini terjadi di atas Laut Kuning.

Dalam laporannya hari Senin (6/5), Kementerian Pertahanan Australia menjelaskan bahwa jet tempur J-10 milik Angkatan Udara China menjatuhkan suar di atas dan beberapa ratus meter di depan helikopter MH60R Seahawk Australia yang sedang melakukan penerbangan rutin di Laut Kuning.

Menteri Pertahanan Australia mengatakan, helikopter militer mereka melakukan penerbangan rutin sebagai bagian dari operasi untuk menegakkan sanksi terhadap Korea Utara.


Baca Juga: Taiwan Waspada Atas Latihan Militer China Pasca Pelantikan Presiden Baru

Australia telah berpartisipasi dalam misi untuk menegakkan sanksi terhadap Korea Utara di kawasan ini sejak tahun 2018.

"Ini adalah insiden yang sangat serius, tidak aman dan sama sekali tidak dapat diterima. Kami telah secara resmi menyatakan keprihatinan kami mengenai kejadian ini, dan secara resmi menyatakan bahwa hal ini tidak aman dan tidak profesional," kata Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, dikutip Reuters.

Helikopter Seahawk Australia terbang dari kapal perusak HMAS Hobart dan dipastikan berhasil menghindari tembakan suar dari jet tempur China.

"HMAS Hobart terus beroperasi di wilayah tersebut meskipun terjadi konfrontasi pada hari Sabtu," ungkap Marles.

Baca Juga: Xi Jinping Minta Macron Bantu China Menghindari Perang Dingin Baru

Dalam pernyataan terpisah, Departemen Pertahanan Australia memastikan konfrontasi tersebut membahayakan pesawat dan penumpangnya, meskipun tidak ada yang terluka.

Insiden ini bukan yang pertama kali terjadi. Dalam enam bulan terakhir, militer kedua negara telah bersinggungan sebanyak dua kali, cukup untuk merusak pemulihan hubungan keduanya.

Bulan November lalu, kapal Angkatan Laut China melukai beberapa penyelam Australia di perairan Jepang menggunakan sonar bawah air.

China membantah telah menggunakan sonarnya, namun Australia menolak penjelasan tersebut.