KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Senin (15/5) terpaksa mengerahkan jet tempur untuk mengawasi patroli gabungan NATO yang melibatkan militer Jerman dan Prancis. Melansir
Reuters, patroli gabungan NATO ini melibatkan pesawat patroli Atlantic 2 milik Prancis dan pesawat P-3C Orion milik Jerman. Kedua pesawat itu melakukan penerbangan reguler sebagai bagian dari latihan NATO dan bergerak sesuai dengan hukum internasional.
Sebagai bentuk pencegahan dan pengawasan, militer Rusia kemudian mengutus jet tempur Su-27. Pesawat itu kemudian kembali ke pangkalan setelah armada Jerman dan Prancis mulai meninggalkan wilayah sekitar Rusia.
Baca Juga: FBI Klaim Telah Berhasil Melumpuhkan Alat Peretasan Buatan Mata-Mata Elit Rusia "Kami telah mengerahkan jet untuk mencegah perbatasan Rusia dilanggar," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya. Sementara itu, juru bicara Angkatan Laut Jerman mengatakan pesawat Orion P-3C sedang dalam dalam misi pengawasan di atas Laut Baltik menuju Kaliningrad, sebuah wilayah yang terjepit di antara Polandia dan Lituania di laut Baltik. Dalam pernyataannya, Angkatan Laut Jerman menegaskan sama sekali tidak memiliki tujuan untuk menembus wilayah Rusia.
"Tidak pernah ada niat untuk memasuki wilayah udara Rusia, pesawat ini selalu menjaga jarak aman. Penerbangan ini rutin, dan kami tidak melakukan apa pun yang menyebabkan provokasi," katanya.
Baca Juga: Kapal Angkatan Laut Rusia Diduga Ada di Sekitar Nord Stream Sebelum Insiden Ledakan Angkatan bersenjata Prancis juga langsung merespons pengerahan jet tempur Rusia dengan mengatakan bahwa semua aktivitas mereka dilakukan di wilayah internasional. "Sebagai bagian dari latihan NATO, jet tempur Su-27 Rusia berinteraksi dengan pesawat patroli maritim Atlantic 2 di lepas pantai Negara Baltik hari ini. Pendekatan itu dilakukan di wilayah udara internasional di atas Laut Baltik dan profesional serta terkendali," ungkap Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis dalam pernyataannya.