Jetway, Ephesus, Akta dan Qilora memborong saham Bank Artos, siapa mereka?



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Teka-teki pembeli siaga penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 1,34 triliun PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) mulai menampakkan titik terang.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atas kepemilikan efek atau saham emiten di atas 5% per 8 April 2020 di Bank Artos, menyembul nama baru atas pemegang saham ARTO pasca rights issue.

Mereka adalah:  Jetway Wealth Management dengan kepemilikan saham ARTO sebanyak 5,08% saham, lalu ada Ephesus United Corp sebanyak 5% saham, Akta Asset Ltd  sebanyak 5,06% saham, serta Qilora Investments Ltd dengan kepemilikan saham ARTO sebesar 5,11%.


Adapun dua pemegang saham utama Bank Artos yakni masih tetap.  Yakni PT Metamorphosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Ltd (WTT).  Metamorphosis adalah perusahaan  yang didirikan oleh bankir senior Jerry Ng.  Sementara Wealth Track adalah perusahaan investasi milik Patrick Walujo

Pasca right issue, kepemilikan saham Metamorphosis dan Wealth Track di Bank Artos berubah lantaran pemegang saham mayoritas melaksanakan haknya . Per 8 April 2020, MEI memiliki 38,02% saham dari semula akhir tahun 2019 sebesar 37,65% di akhir 2019. Adapun WTT  memegang saham ARTO 13,85% dari sebelumnya 13,35%.

Lantas siapa pemegang saham baru ARTO yakni Jetway, Ephesus United Corp, Akta Asset serta Qilora?

Jetway tercatat sebagai salah satu investor Digital Katalis Pte Ltd (DKatalis). DKatalis adalah perusahaan di belakang platform teknologi jasa keuangan Gojek yang berkantor pusat di Singapura. 

Berdasarkan catatan The Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA) di Singapura, pemegang saham Dkatalis adalah Neuroncredit (perusahaan fintech), Freemantle Capital, Jetway Wealth Management Limited, Prometheus Investing Limited, dan Aeroville United Inc. Empat pemegang saham tersebut adalah perusahaan investasi alias fund manager. 

Di situs resmi Dkatalis, para pemimpin Dkatalis memiliki sebutan para master laiknya film Star Wars. Perusahaan ini dipimpin oleh Jerry Ng yang disebut sebagai yoda. Dalam film Star Wars, Yoda adalah  pemimpin yang berpikir strategis dan maju.

Ada juga Puneet Jain sebagai master jedi yang menjadi hub master Jakarta. Ada juga Vincentius Ivan yang memimpin Jakarta Engineering Hub Dkatalis serta Amit Kumar yang juga disebut para master.

Adapun Qilora Investment Ltd adalah perusahaan investasi berbasis di Caymand Islad. Dua lainya, yakni Akta dan Ephsus datanya tak tersedia/  

Pasca rights issue, jumlah saham ARTO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) bertambah menjadi 10,84 miliar saham.

Pada aksi  korporasi itu, Bank Artos menawarkan hingga 9,65 miliar dengan harga pelaksanaan rights issues senilai Rp 139 per saham.  Dengan begitu, perusahaan ini meraih dana segar Rp 1,34 triliun.

Dalam prospektus sebelumnya, manajemen Bank Artos akan menggunakan 90% dana hasil rights issue untuk kredit.  Adapun sekitar 5% untuk investasi infrastruktur khusunya teknologi informasi. Sisanya 5% untuk investasi jaringan kantor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana