JFP tidak akan jual hak penyelenggaraan Java Jazz



JAKARTA. Java Festival Production (JFP) membantah kabar rencana penjualan hak penyelenggaraan festival musik Jazz miliknya, yakni Java Jazz, kepada perusahaan promotor dari Singapura. JFP menegaskan kepemilikan dan penyelenggaran Java Jazz Festival masih dipegang pihaknya.

Direktur Java Festival Production Dewi Gontha menuturkan memang ada diskusi yang berlangsung antara pihak JFP dengan Singapore Jazz, namun bukan untuk membicarakan pemindahtanganan Java Jazz Festival. “Saya tegaskan, Java Jazz akan tetap menjadi milik Java Festival Production dan tidak akan dijual ke Singapura,” tegasnya kepada KONTAN, Jumat (5/9).

Dewi menuturkan pertemuan dengan promotor musik asal Singapura tersebut hanya berupa konsultasi. Perusahaan promotor Singapura tersebut juga akan menggelar festival jazz berkelas internasional di negeri singa tadi. “Kerja samanya hanya sebatas diskusi, ngomongin artis yang akan diundang, proses berjalannya event dan sebagainya,” kata Dewi.


JFP juga berniat menggelar acara musik bertema baru tahun ini, yakni Sounds Fair. Festival musik ini akan mengundang artis lokal dan internasional dalam tiga hari masa pagelaran. JFP menuturkan acara ini dikemas untuk menggaet penikmat musik berusia 20 – 35 tahun.

Lewat festival musik ini, JFP akan menyajikan beragam genre musik, mulai dari R'n'B, Soul, Elektronik hingga Pop Rock kecuali Jazz. “Target kami pengunjung bisa mencapai 30 ribu penonton untuk 3 hari karena ini baru pertama kali,” tambah Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata