JAKARTA. Dua konsorsium mulai Januari ini akan bersaing dalam tender front end engineering design (FEED) floating liquid natural gas (FLNG) Blok Masela di Maluku. Keduanya yaitu JGC Corporation, perusahaan yang bermarkas di Jepang, dan Saipem SA, perusahaan yang memiliki kantor pusat di Italia. Masing-masing konsorsium tersebut akan melaksanakan FEED FLNG Masela tersebut secara pararel. Selanjutnya, berdasarkan hasil FEED FLNG tersebut, Inpex Masela sebagai operator blok tersebut akan menetapkan satu konsorsium yang akan melanjutkan proyek ke tahap konstruksi alias engineering, procurement dan construction (EPC) FLNG Masela. "Kontrak EPC FLNG nantinya akan diberikan kepada Kelompok yang memberikan keunggulan teknis dan komersial berdasarkan pada solusi desain secara keseluruhan untuk fasilitas FLNG," kata Alfred Menayang, Head of Departement Communication & Relations Inpex dalam siaran persnya ke KONTAN, Senin (28/1). Dalam melaksanakan FEED FLNG Masela, JGC Corporation akan melibatkan berberapa perusahaan, di antaranya PT JGC indonesia, PT Technip Indonesia, dan PT Technip Engineering Indonesia, Technip France, dan Modec Inc. Sementara, Saipem SA akan menjadi leading PT Rekayasa Industri, PT Saipem Indonesia, PT Tripatra Engineering and Constructors, PT Tripatra Engineering, PT Chiyoda Interational Indonesia, chiyoda Corporation, dan Single Bouy Moorings Inc dalam menggarap FEED FLNG Masela. FEED FLNG Masela sendiri meliputi pekerjaan rekayasa untuk fasilitas produksi gas terapung. Di mana, fasilitas produksi tersebut akan berfungsi untuk memproses gas alam, mulai dari pencairan, dan penyimpanannya. "Penetapan final investment decision (FID) proyek ini, dan waktu produksi awalnya baru dapat ditentukan setelah proyek FEED FLNG rampung digelar," kata Alfred. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan pelaksanaan FEED FLNG tersebut akan berlangsung selama satu setengah tahun. Sehingga, "Pelaksanaan konstruksi sudah bisa mulai pada pertengahan 2014 depam," kata Gde Pradnyana, Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas. Gde mengatakan, tahapan produksi gas di Blok Masela, rencananya sudah mulai dioperasikan pada 2018 mendatang. Adapun kapasitas produksi gas LNG Masela mencapai 2,5 juta ton per tahun. Cadangan gas di Lapangan Abadi diproyekasikan mencapai 6,05 triliun kaki kubik (TCF) dengan produksi kondensat mencapai 8.400 barel per hari (bph). Adapun kebutuhan investasi untuk untuk pengembangan blok Masela diperkirakan mencapai sekitar US$ 9-10 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
JGC dan Saipem Bersaing Tender FEED FLNG Masela
JAKARTA. Dua konsorsium mulai Januari ini akan bersaing dalam tender front end engineering design (FEED) floating liquid natural gas (FLNG) Blok Masela di Maluku. Keduanya yaitu JGC Corporation, perusahaan yang bermarkas di Jepang, dan Saipem SA, perusahaan yang memiliki kantor pusat di Italia. Masing-masing konsorsium tersebut akan melaksanakan FEED FLNG Masela tersebut secara pararel. Selanjutnya, berdasarkan hasil FEED FLNG tersebut, Inpex Masela sebagai operator blok tersebut akan menetapkan satu konsorsium yang akan melanjutkan proyek ke tahap konstruksi alias engineering, procurement dan construction (EPC) FLNG Masela. "Kontrak EPC FLNG nantinya akan diberikan kepada Kelompok yang memberikan keunggulan teknis dan komersial berdasarkan pada solusi desain secara keseluruhan untuk fasilitas FLNG," kata Alfred Menayang, Head of Departement Communication & Relations Inpex dalam siaran persnya ke KONTAN, Senin (28/1). Dalam melaksanakan FEED FLNG Masela, JGC Corporation akan melibatkan berberapa perusahaan, di antaranya PT JGC indonesia, PT Technip Indonesia, dan PT Technip Engineering Indonesia, Technip France, dan Modec Inc. Sementara, Saipem SA akan menjadi leading PT Rekayasa Industri, PT Saipem Indonesia, PT Tripatra Engineering and Constructors, PT Tripatra Engineering, PT Chiyoda Interational Indonesia, chiyoda Corporation, dan Single Bouy Moorings Inc dalam menggarap FEED FLNG Masela. FEED FLNG Masela sendiri meliputi pekerjaan rekayasa untuk fasilitas produksi gas terapung. Di mana, fasilitas produksi tersebut akan berfungsi untuk memproses gas alam, mulai dari pencairan, dan penyimpanannya. "Penetapan final investment decision (FID) proyek ini, dan waktu produksi awalnya baru dapat ditentukan setelah proyek FEED FLNG rampung digelar," kata Alfred. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan pelaksanaan FEED FLNG tersebut akan berlangsung selama satu setengah tahun. Sehingga, "Pelaksanaan konstruksi sudah bisa mulai pada pertengahan 2014 depam," kata Gde Pradnyana, Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas. Gde mengatakan, tahapan produksi gas di Blok Masela, rencananya sudah mulai dioperasikan pada 2018 mendatang. Adapun kapasitas produksi gas LNG Masela mencapai 2,5 juta ton per tahun. Cadangan gas di Lapangan Abadi diproyekasikan mencapai 6,05 triliun kaki kubik (TCF) dengan produksi kondensat mencapai 8.400 barel per hari (bph). Adapun kebutuhan investasi untuk untuk pengembangan blok Masela diperkirakan mencapai sekitar US$ 9-10 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News