Jiabao: Perekonomian China Tengah Menghadapi Tekanan Hebat



DAVOS. Perdana Menteri China Wen Jiabao mengatakan, saat ini negaranya sedang berupaya keras mengatasi krisis finansial. Dalam sambutannya di Davos, Swiss, Jiabao menyebut krisis telah menempatkan Negara Panda itu dalam situasi yang sangat sulit sejak terjadinya Great Depression. Di China sendiri, tingkat pengangguran saat ini semakin meningkat di perkotaan. “Hal itu menambah tekanan hebat dalam pertumbuhan ekonomi China,” katanya. Meski demikian, lanjutnya, perekonomian China secara keseluruhan berada dalam kondisi aman. Jiabao bilang, banyak alasan yang menyebabkan penurunan ekonomi global tersebut. Diantaranya, adanya kebijakan yang kurang tepat di beberapa negara, yang dapat dilihat dari rendahnya tingkat tabungan dan tingginya konsumsi. Dia juga merujuk kegagalan pengawasan finansial yang membuat krisis semakin menyebar. Pada tahun 2008, perekonomian China mengalami pertumbuhan sebesar 9%. Namun, pada kuartal akhir, pertumbuhan hanya mencapai 6,8% saja akibat melorotnya tingkat ekspor China. “Perekonomian China saat ini benar-benar mendapat tekanan hebat. Kami menargetkan tingkat pertumbuhan sebesar 8% pada tahun 2009. Memang kelihatannya sangat muluk. Tapi kami yakin, dengan upaya keras, target itu bisa tercapai,” jelasnya. Seiring dengan melempemnya tingkat ekspor, saat ini China berganti haluan dan memfokuskan diri pada permintaan domestik. Selain itu, China juga bakal mengeluarkan sejumlah kebijakan baru untuk meningkatkan perekonomian. Sebagai tambahan, bakal ada restrukturisasi di industri, terutama di industri otomotif, biji besi dan baja. “Apakah perekonomian China akan terus tumbuh pesat? Banyak pihak yang meragukan hal tersebut. Tapi saya akan memberikan jawaban yang pasti. Ya, pasti. Kami sangat percaya diri mengenai hal ini,” pungkasnya.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie