KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan, terdapat dampak ekonomi jika ada pembatasan atau pelarangan mudik lebaran akibat dari wabah virus corona.
Pertama, akan terjadi penurunan konsumsi rumah tangga. Sebab, biasanya dengan adanya perpindahan orang dari kota-kota besar ke daerah akan meningkatkan konsumsi di daerah.
Baca Juga: Organda dukung kebijakan larangan mudik lebaran Adanya penurunan konsumsi itu kemungkinan juga akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi di kuartal kedua. "Biasanya saat lebaran, aktivitas konsumsi itu bertambah di daerah karena ada perpindahan peredaran uang dari kota besar ke daerah," kata Yusuf ketika dihubungi, Jumat (27/3).
Kedua, adanya pembatasan atau pelarangan mudik lebaran juga bisa berpengaruh pada menurunnya pendapatan sektor wisata di daerah. Pasalnya, tempat-tempat wisata di daerah dipadati pengunjung ketika masa liburan hari raya Idul Fitri atau selama masa mudik lebaran. "Potensi berkurangnya pendapatan wisata sehingga penerimaan pendapatan asli daerah akan berkurang," ujar dia. Yusuf menilai, upaya pemerintah memberikan BLT sebagai stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi virus corona sudah tepat. Asalkan, pemerintah menyusun dan mendata secara cermat siapa saja masyarakat yang pantas mendapat BLT tersebut.
"(Stimulus) BLT cukup baik. Perlu diperhatikan agar penerima tepat sasaran," tutur Yusuf.
Baca Juga: Konsumsi rumah tangga tetap melambat tahun ini meski tanpa larangan mudik Sebagai informasi, pemerintah telah membuat tiga skenario untuk Mudik Lebaran 2020.
Pertama,
bussines as usual artinya mudik lebaran seperti dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.
Kedua, meniadakan mudik gratis baik oleh pemerintah, BUMN, swasta maupun perorangan. Dan
ketiga, pelarangan mudik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi