KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih terus mematangkan opsi yang akan dipilih untuk merespons persediaan volume konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diperkirakan akan habis pada Oktober mendatang. Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Chandra Wahjudi mengatakan, jika opsi menaikkan harga BBM dipilih pemerintah, diharapkan harganya tidak terlampau tinggi, khususnya jenis BBM yang menopang kegiatan ekonomi secara luas, yaitu jenis Pertalite dan Bio Solar. Sementara itu, untuk jenis Pertamax kenaikan bisa disesuaikan dengan harga keekonomian. “Harapan kami kenaikannya seminim mungkin. (Naik) Rp 1.000 lebih aman. Karena kalau lebih dari itu inflasi akan naik di luar perkiraan. Karena beberapa bulan terakhir inflasi sudah naik meski masih terkendali,” tutur Chandra kepada Kontan.co.id, Minggu (28/8).
Jika BBM Subsidi Naik, Pengusaha Minta Besarannya Tak Terlalu Tinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih terus mematangkan opsi yang akan dipilih untuk merespons persediaan volume konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diperkirakan akan habis pada Oktober mendatang. Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Chandra Wahjudi mengatakan, jika opsi menaikkan harga BBM dipilih pemerintah, diharapkan harganya tidak terlampau tinggi, khususnya jenis BBM yang menopang kegiatan ekonomi secara luas, yaitu jenis Pertalite dan Bio Solar. Sementara itu, untuk jenis Pertamax kenaikan bisa disesuaikan dengan harga keekonomian. “Harapan kami kenaikannya seminim mungkin. (Naik) Rp 1.000 lebih aman. Karena kalau lebih dari itu inflasi akan naik di luar perkiraan. Karena beberapa bulan terakhir inflasi sudah naik meski masih terkendali,” tutur Chandra kepada Kontan.co.id, Minggu (28/8).