Jika berkaca dari jumlah investor, penjualan ST003 terbilang sukses



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dinilai tetap sukses dalam menjajakan Sukuk Tabungan seri ST003. Hal ini tercermin dari jumlah investor yang memesan instrumen tersebut.

Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, dari total 13.932 investor yang membeli ST003, 8.756 di antaranya merupakan investor baru yang belum pernah memesan SBN ritel online. Tak hanya itu, 53,7% dari total investor baru ST003 berasal dari generasi milenial yang lahir di rentang tahun 1980—2000.

Adapun secara keseluruhan, investor generasi milenial yang membeli ST003 mencapai 7.209 investor atau 51,74% dari total investor.


Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga menilai, statistik tersebut sebagai pertanda bahwa antusiasme dan pengetahuan investor terhadap ST003 tetap besar. Terlebih lagi, instrumen ini diperjualbelikan melalui mitra distribusi secara online sehingga lebih praktis, terutama bagi generasi milenial.

Namun, kembali lagi, kemampuan finansial investor generasi milenial masih relatif terbatas. Ini terbukti dari sisi nominal pembelian, investor generasi baby boomers yang lahir dalam kurun waktu 1946—1964 masih dominan dengan kontribusi sebesar 41,31% dari total hasil penjualan ST003. Padahal, persentase jumlah investor tersebut hanya mencapai 18,97%.

Tak hanya itu, rata-rata volume pemesanan ST003 juga masih di kisaran ratusan juta, tepatnya Rp 224,47 juta. “Angka volume pemesanan yang masih di atas Rp 200 juta menjadi sinyal bahwa investor usia muda belum berkontribusi banyak dari sisi nominal,” ungkap Desmon.

Fikri C. Permana, Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia memandang, banyaknya jumlah investor generasi milenial yang membeli ST003 merupakan sinyal bahwa investor kalangan tersebut punya potensi yang sangat besar.

Ia pun berasumsi, pendapatan per kapita penduduk Indonesia saat ini sekitar Rp 56 juta per tahun atau sekitar Rp 4,6 juta per bulan, sedangkan jumlah penduduk milenial tanah air sekitar 88 juta jiwa.

“Jika sekitar 10% dari total pendapatan bulanan tersebut dialokasikan untuk tabungan atau investasi, paling tidak akan ada dana segar dari penduduk milenial sekitar Rp 40 triliun di tiap bulan,” terang dia, hari ini.

Memang, hal itu tak mutlak membuat penjualan SBN ritel ke depan bakal jauh lebih besar. Apalagi, tak semua penduduk milenial akan menjadi investor dan belum tentu pula pendapatannya dialokasikan untuk SBN ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati