Jika BI naikkan bunga acuan, penurunan bunga kredit akan berhenti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diproyeksi akan menaikkan suku bunganya pada rapat dewan gubernur (RDG) terdekat yaitu pada 16 Mei-17 Mei 2018. Sinyal kenaikan suku bunga ini dinyalakan oleh Agus Maryowardojo, Gubernur BI.

Kenaikan bunga acuan ini menjadi senjata untuk menaikkan stamina rupiah yang loyo. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dalam dua minggu terus diuji nyalinya di angka Rp 14.000.

Isyarat BI yang akan menaikkan suku bunga acuannya ini ditanggapi oleh beberapa pelaku pasar. Pengamat perbankan Paul Sutaryono bilang kenaikan suku bunga acuan BI 7DRR rate akan menyebabkan penurunan suku bunga kredit perbankan berhenti sementara.


"Tren penurunan bunga kredit bank akan berhenti sementara waktu," kata Paul kepada kontan.co.id, Jumat (11/5).

Mahelan Prabantarikso, Direktur Strategy, Compliance, & Risk BTN menambahkan, potensi naiknya suku bunga acuan BI akan menyebabkan naiknya bunga deposito.

"Preferensi nasabah dalam melakukan investasi akan menyesuaikan dengan kebijakan kenaikan suku bunga," kata Mahelan kepada kontan.co.id, Jumat (11/5).

Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking CIMB Niaga juga berpendapat serupa. Menurutnya, kenaikan bunga kredit akan relatif sama dengan kenaikan bunga acuan BI.

"Bunga kredit akan menyesuaikan dengan bunga acuan," kata Frans kepada kontan.co.id, Jumat (11/5).

Potensi kenaikan bunga deposito dengan naiknya bunga acuan ini relatif sama. Jika BI menaikkan bunga acuan 25 basis poin (bps) maka bunga deposito dalam waktu maksimal satu bulan akan naik 25 bps.

Agak berbeda dengan bunga kredit, kenaikan bunga kredit ini ditransmisikan agak lambat minimal setelah tiga bulan. Selain itu transmisi kenaikan bunga acuan ke bunga kredit juga bersifat gradual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi