JAKARTA. Menteri Perencanan Pembangunan (PPN), Andrinof Chaniago mengatakan jika Bank Indonesia (BI) mau menurunkan suku bunga, pertumbuhan ekonomi 2015 bisa melesat. Suku bunga yang rendah diharapkan mampu mengerek konsumsi rumah tangga. Andrinof berharap suku bunga BI turun sebab indeks harga konsumen yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2015 ini, mengalami deflasi. "Konsumsi bisa lebih tinggi atau tetap. Harapannya tinggi. Kalau inflasi makin turun, Bank Indonesia kan bisa nurunin suku bunga, sehingga daya beli masyarakat meningkat," kata Andrinof, di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (6/2). Namun, data BPS menyebutkan pertumbuhan ekonomi 2014 yang hanya mampu tumbuh 5,02%, utamanya disebabkan oleh anjloknya konsumsi pemerintah, ketimbang konsumsi rumah tangga. Adapun konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 5,14%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sedikit mengalami perlambatan dibanding tahun lalu yang sebesar 5,38 %, disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 18 November 2014. Sementara itu, konsumsi pemerintah 2014 hanya tumbuh 1,98%, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 9,54%. “Terjadi penurunan drastis, tahun lalu konsumsi pemerintah tumbuh 6,93%. Sekarang hanya tumbuh 1,98%,” ujar Kepala BPS Suryamin, dalam paparan Kamis (5/2).
Jika BI turunkan bunga, ekonomi bisa melesat
JAKARTA. Menteri Perencanan Pembangunan (PPN), Andrinof Chaniago mengatakan jika Bank Indonesia (BI) mau menurunkan suku bunga, pertumbuhan ekonomi 2015 bisa melesat. Suku bunga yang rendah diharapkan mampu mengerek konsumsi rumah tangga. Andrinof berharap suku bunga BI turun sebab indeks harga konsumen yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2015 ini, mengalami deflasi. "Konsumsi bisa lebih tinggi atau tetap. Harapannya tinggi. Kalau inflasi makin turun, Bank Indonesia kan bisa nurunin suku bunga, sehingga daya beli masyarakat meningkat," kata Andrinof, di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (6/2). Namun, data BPS menyebutkan pertumbuhan ekonomi 2014 yang hanya mampu tumbuh 5,02%, utamanya disebabkan oleh anjloknya konsumsi pemerintah, ketimbang konsumsi rumah tangga. Adapun konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 5,14%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sedikit mengalami perlambatan dibanding tahun lalu yang sebesar 5,38 %, disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 18 November 2014. Sementara itu, konsumsi pemerintah 2014 hanya tumbuh 1,98%, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 9,54%. “Terjadi penurunan drastis, tahun lalu konsumsi pemerintah tumbuh 6,93%. Sekarang hanya tumbuh 1,98%,” ujar Kepala BPS Suryamin, dalam paparan Kamis (5/2).