KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia sampai saat ini masih terbilang boros dan tidak efisien, lantaran tingginya biaya berinvestasi di dalam negeri. Ini terlihat dari angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang cukup tinggi bahkan di atas target pertumbuhan ekonomi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mencatat, rata-rata ICOR Indonesia dari 2021 hingga 2022 sebesar 7,6%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia yang cuma 4,5%, India 4,5% dan Filipina 3,7%. Menurutnya, jika ICOR bisa diturunkan menjadi 5%, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat menjadi 6%. Maka itu, menjadi penting untuk memperbaiki efisiensi modal kerja.
Jika Biaya Investasi Bisa Diturunkan, Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia sampai saat ini masih terbilang boros dan tidak efisien, lantaran tingginya biaya berinvestasi di dalam negeri. Ini terlihat dari angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang cukup tinggi bahkan di atas target pertumbuhan ekonomi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mencatat, rata-rata ICOR Indonesia dari 2021 hingga 2022 sebesar 7,6%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia yang cuma 4,5%, India 4,5% dan Filipina 3,7%. Menurutnya, jika ICOR bisa diturunkan menjadi 5%, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat menjadi 6%. Maka itu, menjadi penting untuk memperbaiki efisiensi modal kerja.