KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi deflasi selama dua bulan beruntun yakni pada bulan Mei dan Juni 2024. Deflasi pada Juni tercatat sebesar 0,08% month to month (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,03% mtm. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai, jika pada bulan Juli 2024 ini terjadi deflasi lagi, maka imbasnya akan memangkas pertumbuhan ekonomi domestik. “Jika Juli ada deflasi, maka pelemahan daya beli makin dalam, risikonya pertumbuhan ekonomi akan terpangkas. Ini butuh antisipasi karena memulihkan ekonomi yang melesu juga tidak mudah,” tutur Eko kepada Kontan, Selasa (2/7).
Jika Deflasi Terjadi Lebih dari 2 Bulan Beruntun, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Terpangkas
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi deflasi selama dua bulan beruntun yakni pada bulan Mei dan Juni 2024. Deflasi pada Juni tercatat sebesar 0,08% month to month (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,03% mtm. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai, jika pada bulan Juli 2024 ini terjadi deflasi lagi, maka imbasnya akan memangkas pertumbuhan ekonomi domestik. “Jika Juli ada deflasi, maka pelemahan daya beli makin dalam, risikonya pertumbuhan ekonomi akan terpangkas. Ini butuh antisipasi karena memulihkan ekonomi yang melesu juga tidak mudah,” tutur Eko kepada Kontan, Selasa (2/7).
TAG: