JAKARTA. Perum Bulog berharap harga daging kerbau bisa stabil di sisa tahun ini. Pasalnya, bila harga stabil maka pihaknya tidak perlu melakukan impor daging kerbau dari India. Saat ini, Bulog masih punya kuota impor daging kerbau sebanyak 51.000 ton untuk menjaga pasokan nasional. Djarot Kusumayakti, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan ada dua faktor yang bisa mengurangi impor daging sapi. Pertama, adalah stabilitas harga, dan kedua pasokan yang cukup. "Kemarin masih ada 51.000 ton lagi, terus dipakai 5.000 ton jadi masih ada 46.000 ton," ujarnya saat ditemui KONTAN di Kementerian Perdagangan, Senin (10/7). Perum Bulog melakukan impor daging kerbau untuk menjaga pasokan nasional, sebab importir swasta tidak terlalu banyak yang melakukan impor. Hal ini berbeda dengan importir daging sapi yang justru banyak didominasi oleh importir swasta. Sehingga pihaknya fokus untuk melakukan impor daging kerbau ketimbang daging sapi. Asal tahu saja, Bulog hanya mengantongi izin impor daging kerbau beku sebanyak 51.000 ton dari Kementerian Perdagangan sampai akhir tahun ini. Namun dirinya berharap Bulog tidak perlu lakukan impor tersebut, ia justru mendorong pemerintah bisa menjaga stabilitas harga dan pasokan. Sehingga impor menjadi jalan terakhir untuk mengatasi dua permasalahan tersebut. "Kalau bisa jangan (impor) artinya kalau memang harga stabil dan pasokan cukup ya jangan sampai impor. Itu kan untuk standby saja, target kami bukan menyelesaikan impor 51.000 ton tetapi soal harga dan jumlah pasokan," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jika harga daging stabil, Bulog tidak impor kerbau
JAKARTA. Perum Bulog berharap harga daging kerbau bisa stabil di sisa tahun ini. Pasalnya, bila harga stabil maka pihaknya tidak perlu melakukan impor daging kerbau dari India. Saat ini, Bulog masih punya kuota impor daging kerbau sebanyak 51.000 ton untuk menjaga pasokan nasional. Djarot Kusumayakti, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan ada dua faktor yang bisa mengurangi impor daging sapi. Pertama, adalah stabilitas harga, dan kedua pasokan yang cukup. "Kemarin masih ada 51.000 ton lagi, terus dipakai 5.000 ton jadi masih ada 46.000 ton," ujarnya saat ditemui KONTAN di Kementerian Perdagangan, Senin (10/7). Perum Bulog melakukan impor daging kerbau untuk menjaga pasokan nasional, sebab importir swasta tidak terlalu banyak yang melakukan impor. Hal ini berbeda dengan importir daging sapi yang justru banyak didominasi oleh importir swasta. Sehingga pihaknya fokus untuk melakukan impor daging kerbau ketimbang daging sapi. Asal tahu saja, Bulog hanya mengantongi izin impor daging kerbau beku sebanyak 51.000 ton dari Kementerian Perdagangan sampai akhir tahun ini. Namun dirinya berharap Bulog tidak perlu lakukan impor tersebut, ia justru mendorong pemerintah bisa menjaga stabilitas harga dan pasokan. Sehingga impor menjadi jalan terakhir untuk mengatasi dua permasalahan tersebut. "Kalau bisa jangan (impor) artinya kalau memang harga stabil dan pasokan cukup ya jangan sampai impor. Itu kan untuk standby saja, target kami bukan menyelesaikan impor 51.000 ton tetapi soal harga dan jumlah pasokan," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News